Mohon tunggu...
Arie Wicaksono
Arie Wicaksono Mohon Tunggu... Konsultan - Mahasiswa Prodi Komunikasi Universitas Siber Asia

Praktisi Sektor Konstruksi

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar Pilihan

Gudeg di Tepi Selokan Mataram

25 September 2021   11:11 Diperbarui: 2 Oktober 2021   01:04 1116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Infografis hidangan Gudeg Yogyakarta

Gudeg merupakan makanan yang telah di kenal luas sebagai sajian khas dari Daerah Istimewa Yogyakarta, sejatinya masakan gudeg tersebar disepanjang wilayah Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, hingga Jawa Timur, dengan karakteristik yang agak berbeda di tiap-tiap wilayah.

Gudeg merupakan sajian berbahan dasar daging dari buah nangka muda atau yang masih mentah sehingga memiliki tekstur cenderung keras yang kemudian diolah dengan berbagai bumbu seperti santan kelapa, gula, garam, jahe, daun salam, sereh, kemiri, bawang putih, bawang merah dan beberapa bumbu lainnya. Untuk mengolah makanan gudeg, daging buah nangka muda di rebus hingga lunak dan kemudian dicampurkan dengan santan untuk di rebus kembali selama 6-8 jam disertai bumbu-bumbu yang diperlukan.

Biasanya gudeg disajikan dengan beberapa menu pendamping seperti sambal goreng krecek, ayam bakar, ayam opor maupun menu pendamping lain seperti telur pindang atau tempe dan tahu bacam. Rasa gudeg yang cenderung gurih asin cukup mudah untuk diterima oleh lidah masyarakat Indonesia, hal tersebut yang membuat gudeg menjadi salah satu makanan polpuler di nusantara.

Gudeg memiliki beberapa varian yaitu gudeg kering dan gudeg basah, gudeg kering, di Yogyakarta sendiri gudeg lebih berupa gudeg kering dimana areh atau kuah santan yang disajikan memiliki konsistensi yang lebih padat dan cenderung kering, sementara gudeg basah lebih banyak ditemui di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Salah satu kedai gudeg yang cukup ternama di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta adalah Gudeg Mbarek Bu Hj. Amad, kedai gudeg ini terletak di tepi selokan mataram, seberang pos polisi Bulaksumur, Depok, kabupaten Sleman, Yogyakarta. Lokasinya yang berada di lingkungan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, membuat kedai gudeg ini cukup dikenal di lingkungan mahasiswa UGM.

Kenikmatan udeg Mbarek Bu Hj. Amad telah membuat kenangan tersendiri bagi siapapun yang telah merasakannya, gudeg yang disajikan merupakan gudeg kering dengan areh yang berwana merah kecoklatan yang memiliki rasa manis gurih yang khas. Salah satu menu kombinasi favorit yang sajikan adalah gudeg krecek ndog suwir atau sajian nasi demean lauk sayur gudeg dilengkapi dengan sambal goreng krecek dan tempe, serta telur pindang dan suwiran daging ayam. 

Biasa nya suwiran daging ayam yang digunakan adala dari bagian dada ayam dan diatas semua sajian tersebut dituang areh atau santan yang cenderung kering dan kental.

Gudeg Mbarek Bu Hj. Amad sudah dirintis sejak akhir tahun 1950-an dan menempati lokasi di wilayah Mbarek sejak tahun 1960-an. Gudeg Mbarek Bu Hj. Amad teah mengalami beberapa perkembangan semenjak masa berdirinya, kedai gudegnya telah mengalami beberapa kali proses renovasi dan perluasan, beberapa kedai cabang juga telah di kembangkan, salah satunya berada di Jalan Kaliurang Kilometer 9, namun untuk produksi gudeg sendiri masih dilakukan di pusat, sehingga rasa dari gudeg yang disajikan dapat terjaga. 

Sampai saat ini Gudeg Mbarek Bu Hj. Amad masih belum memiliki cabang di luar wilayah Yogyakarta namun tidak perlu khawatir, untuk anda yang ingin bisa merasakan kenikmatan sajian khas Yogyakarta yang telah melegenda ini selain datang langsung ke kota gudeg Yogyakarta, anda juga bisa memesan Gudeg Mbarek Bu Hj. Amad dalam kemasan kaleng yang  mampu untuk disimpan dalam waktu yang cukup lama. 

Gudeg dalam kemasan ini adalah bentuk adaptasi dari tuntutan zaman, dimana sebelumnya gudeg untuk di take away dikemas dengan menggunakan kotak karton atau besek yang terbuat dari bamboo atau juga menggunakan kendil yang terbuat dari tanah liat. 

Namun seluruh gudeg dengan kemasan tersebut memiliki usia penyimpanan yang relatif pendek, apabila tidak di konsumsi dalam waktu 4 hari umumnya gudeg sudah rusak. Gudeg dalam kemasan kaleng memiliki usia penyimpanan lebih dari 6 bulan sehingga memudahkan untuk dijadikan oleh-oleh khususnya untuk dikirim ke wilayah yang cukup jauh dari Yogyakarta.

Gudeg Mbarek Bu Hj. Amad (sumber: Bernas.id)
Gudeg Mbarek Bu Hj. Amad (sumber: Bernas.id)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun