Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama. I Seorang guru di SMP PIRI, SMA dan SMK Perhotelan dan SMK Kesehatan. I Ia juga seorang Editor, Penulis dan Pengelola Penerbit Bajawa Press. I Melayani konsultasi penulisan buku. I Pemenang III Blog Competition kerjasama Kompasiana dengan Badan Bank Tanah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ketika Teh Tradisional Dilindas Teh Instan, Diplomasi yang Menghilang dalam Sekali Sedot

13 Oktober 2025   15:26 Diperbarui: 13 Oktober 2025   15:26 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(salah satu teh cepat saji, sumber: diswaypekalongan)

Padahal, dalam dunia yang semakin terfragmentasi oleh layar dan notifikasi, kita justru semakin membutuhkan jeda-jeda kecil seperti itu saat waktu melambat, saat kata-kata tidak perlu langsung tajam, saat kehadiran seseorang dirayakan lewat cara menyeduh teh yang penuh perhatian.

Teh instan mungkin praktis, tapi ia tak bisa menggantikan fungsi sosial teh tradisional sebagai jembatan jiwa. Ia menawarkan kenyamanan fisik, tapi mengorbankan keintiman emosional. Ia menghilangkan rasa pahit, tapi juga menghapus makna dari proses menunggu manisnya kebersamaan.

Maka, ketika kita memilih teh instan, kita bukan hanya memilih minuman kita memilih jenis hubungan yang ingin kita bangun: cepat dan efisien, atau lambat dan bermakna.

Dan mungkin, di tengah hiruk-pikuk zaman, kita perlu sesekali kembali ke dapur, rebus air, ambil daun teh, dan biarkan gula batu larut perlahan bukan karena kita haus, tapi karena kita rindu pada diplomasi yang hangat, sabar, dan manusiawi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun