Dan suatu hari, ketika Sisi lulus SMA, Pak Dedi membawanya ke Pegadaian. Dari kotak kecil, ia mengeluarkan sepotong emas batangan 5 gram.
"Inilah tabunganku, Nak. Bukan dari gaji besar. Tapi dari disiplin. Ini bukan buat digadaikan. Ini buat kamu. Buat kuliah. Buat masa depan."
Sisi menangis. Bukan karena dapat emas.
Tapi karena akhirnya ia mengerti arti dari mengEMASkan hidup.
Emas bisa digadaikan.
Tapi rasa sesal karena kehilangannya, itu yang paling sulit ditebus.
Semoga kita semua belajar:
Bahwa Pegadaian bukan mesin uang darurat.
Ia adalah teman yang memberi pinjaman, tapi juga penjaga janji.
Dan janji terbaik adalah yang kita buat pada diri sendiri:Â "Aku tidak akan menggadaikan masa depan, hanya untuk kebahagiaan semalam."
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI