Perpisahan hari itu bukan akhir, melainkan jejak yang ditinggalkan untuk diikuti. Di balik setiap laporan keuangan yang rapi, di balik setiap tanda tangan di buku kas, ada 38 tahun cinta yang diam-diam membangun sekolah ini, bukan dengan pidato megah, tapi dengan konsistensi, kejujuran, dan kerendahan hati.
Sosok murah senyum ini setia menjumpai setiap guru dan karyawan setiap bulan agar memastikan apa yang menjadi hak mereka sampai di tangan mereka, dan bukti itu tersusun dalam catatan dan tanda tangan yang terasipkan.
Hari ini, di penghujung September, saat Ibu Atiek datang ke sekolah untuk terakhir kalinya, SMK Karya Rini kehilangan lebih dari seorang bendahara. Ia kehilangan penjaga kepercayaan, sosok yang mengajarkan bahwa menghitung uang orang tua bukan soal angka, tapi soal tanggung jawab moral dan cinta pada pendidikan. Ia menjadi jembatan kepercayaan antara Yayasan Kowani dan orang tua yang menyerahkan anak-anak mereka di sini, di SMK Karya Rini.
Selamat mengisi hari-hari bersama keluarga, yang mungkin selama ini terabaikan karena pelayananmu di SMK Karya Rini, Ibu Atiek.
Terima kasih telah menjadikan angka-angka itu manusia: penuh makna, penuh doa, dan penuh cinta.
Semoga langkahmu di masa pensiun dinaungi berkah, dan namamu terus hidup dalam setiap lembar arsip yang rapi, sebagai bukti bahwa pengabdian sejati tak butuh sorot lampu, cukup dengan ketulusan yang tak pernah pudar.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI