Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama. I Seorang guru di SMP PIRI, SMA dan SMK Perhotelan dan SMK Kesehatan. I Ia juga seorang Editor, Penulis dan Pengelola Penerbit Bajawa Press. I Melayani konsultasi penulisan buku. I Pemenang III Blog Competition kerjasama Kompasiana dengan Badan Bank Tanah

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Setia dalam Harta, Setia dalam Hidup, Menjadi Hamba Tuhan di Era Digital

21 September 2025   06:10 Diperbarui: 21 September 2025   06:10 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(olahan GemAIBot, dokpri)

 

Setia Dalam Perkara Kecil (Lukas 16:1-13)

Yesus bercerita tentang seorang bendahara yang ketahuan curang. Tapi alih-alih memuji kejujurannya, Yesus justru memuji kecerdikannya, karena ia tahu mempersiapkan masa depan. Lalu Yesus berkata: "Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar... Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon."

Ini bukan cerita tentang bagaimana menjadi pintar menipu. Ini cerita tentang prioritas. Tentang pilihan. Tentang kesetiaan.

Tuhan tidak menuntut kita sempurna. Tapi Ia melihat: bagaimana kita mengelola hal-hal kecil uang receh, waktu luang, kata-kata di media sosial, bahkan pikiran yang kita biarkan bersemayam. Dari situlah Ia tahu, apakah kita sungguh-sungguh milik-Nya.

 

Relevansi Untuk Umat Kristeni Di Era Digital

Kita hidup di zaman di mana "harta" tidak lagi hanya berupa uang atau tanah. Harta zaman ini adalah waktu, perhatian, data, pengaruh, dan reputasi digital. Dan sayangnya, banyak dari kita (tanpa sadar) telah menjadi hamba dari "mamon digital".

Kita rela begadang demi scroll tak berujung.
Kita mengorbankan kebenaran demi konten viral.
Kita diam saat melihat ketidakadilan, asal tidak kena cancel.
Kita lebih sibuk mengejar likes daripada mencari wajah Tuhan.

Tuhan tidak marah karena kita punya gadget. Tapi Ia sedih ketika gadget itu menguasai hati kita siang dan malam, bahkan waktu kita lebih banyak bersama gadget daripada bersama keluarga dan Allah sendiri. Ketika kita lebih takut kehilangan followers, atau rendahnya likers daripada kehilangan kasih-Nya. Ketika kita lebih setia pada algoritma daripada Firman-Nya. 

Amos mengingatkan: jangan eksploitasi sesama demi keuntungan.
Paulus mengajak: jadikan doa sebagai napas pertama sebelum berkomentar.
Yesus menegaskan: kesetiaan diukur dari hal kecil, termasuk bagaimana jempolmu bergerak di layar.

Sebelum kamu membuka aplikasi hari ini, tanyakan pada dirimu: "Apakah ini memuliakan Tuhan? Apakah ini membangun sesama? Apakah ini membuatku lebih dekat dengan-Nya atau justru menjauh?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun