Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama. I Seorang guru di SMP PIRI, SMA dan SMK Perhotelan dan SMK Kesehatan. I Ia juga seorang Editor, Penulis dan Pengelola Penerbit Bajawa Press. I Melayani konsultasi penulisan buku. I Pemenang III Blog Competition kerjasama Kompasiana dengan Badan Bank Tanah

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

[mahasiswavsprovokator] Mendemo dengan Adab: Membangun Budaya Aspirasi Berperadaban

2 September 2025   11:53 Diperbarui: 2 September 2025   11:53 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(olahan chat GPT, dokpri)

Seorang warga negara yang baik tidak hanya tahu apa yang boleh dia lakukan, tapi juga apa yang seharusnya tidak dia lakukan. Karena hak tanpa kewajiban adalah anarki. Dan anarki bukan perlawanan, ia kehancuran.

Mendemo dengan Pancasila: Menyuarakan Keadilan dengan Adab

Pancasila bukan hanya dasar negara. Ia adalah panduan moral berbangsa. Dan jika kita ingin demonstrasi yang berkeadaban, maka mari kita bawa Pancasila ke jalan:

Pertama, Ber-Ketuhanan: Tidak menghina, tidak membakar tempat ibadah, tidak menganggap diri paling suci. Kedua, Ber-Perikemanusiaan: Menghormati nyawa, martabat, dan hak orang lain termasuk polisi, pejabat, bahkan lawan pendapat. Ketiga, Persatuan Indonesia: Tidak memecah belah, tidak menyerang kelompok etnis atau agama. Keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan: Berdialog, bukan memaksa. Mendengar, bukan hanya menang. Dan Kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia: Tuntut keadilan, tapi jangan timpakan ketidakadilan baru.

Demonstrasi yang ber-Pancasila bukan lemah. Sejatinya, Pancasilalah yang menjadi roh bagi kita untuk tetap Indonesia. Ia justru lebih kuat, karena ia tidak bisa disalahkan. Ia tidak memberi celah bagi kekuasaan untuk membungkam dengan represi.

Mari Kita Dukung Demonstrasi yang Berperadaban

Tidak ada yang salah dengan turun ke jalan. Tapi salah jika jalan itu dipenuhi sampah, darah, dan asap dari fasilitas yang dibakar.
Tidak ada yang salah dengan marah. Tapi salah jika kemarahan itu ditumpahkan ke orang yang tidak bersalah.

Kita semua ingin perubahan. Tapi perubahan yang baik tidak dibangun di atas kehancuran. Ia dibangun di atas dialog, keteguhan, dan adab.

Maka mari kita dukung: Aksi damai yang terorganisasi dengan baik dan terencana. Tuntutan yang jelas, bukan emosi yang meledak-ledak. Kepemimpinan massa yang bertanggung jawab. Dan penegakan hukum yang adil terhadap siapa pun yang melanggar, termasuk provokator dan perusuh.

Karena yang Rugi, Ya Kita Juga

Ketika jembatan dibakar, siapa yang susah? Bukan pejabat yang punya mobil. Tapi ibu-ibu yang harus jalan kaki satu jam lebih jauh.
Ketika stasiun rusak, siapa yang terlantar? Bukan anggota dewan yang naik helikopter. Tapi buruh harian yang pulang larut malam.
Ketika kepercayaan publik runtuh, siapa yang terkena stigma? Bukan provokator yang kabur. Tapi mahasiswa yang ingin reformasi.

Yang rugi, ya kita juga. Karena negeri ini bukan milik penguasa. Bukan milik massa. Bukan milik elite. Ia milik kita bersama.

Mari kita belajar tidak anarkis. Bukan karena takut, tapi karena kita masih mencintai. Karena kita tahu, bangsa yang besar bukan yang paling keras berteriak, tapi yang paling bijak menyuarakan kebenaran. Dengan adab. Dengan karakter. Dengan Pancasila. Karena Indonesia layak diperjuangkan bukan dihancurkan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun