Seawet Tupperware, Seawet Cinta Kami
Suatu hari di sebuah kantor, dua sahabat lama, Andi dan Budi, sedang makan siang bersama. Mereka duduk di meja yang sama sejak tahun 2003, saat pertama kali mereka direkrut. Bekal makan siang mereka selalu dibungkus rapi dalam... tupperware.
Andi: "Bro, lo masih pakai tupperware ini juga? Ini kan dari zaman kita baru kerja!"
Budi (dengan bangga): "Iya, ini tupperware jaman 'Tupperware Party'-nya Ibu-ibu komplek dulu. Masih kedap udara, bro! Nasi padang aja bisa awet sampai sore."
Andi (sambil membuka tutup tupperware-nya): "Aku juga. Ini malah jadi warisan keluarga. Emak aku bilang, 'Kamu harus punya tupperware biar enggak kelaparan di kantor.'"
Budi (melirik ke arah tupperware Andi): "Eh, tapi lo pernah nggak kecampur tupperware sama punya tetangga?"
Andi (berpikir sejenak): "Pernah! Waktu itu ada acara arisan di rumahku. Tetangga bawa rendang, terus pulang-pulang aku malah bawa nasi kuning. Untung isinya enak. Kalau isinya nasi biasa, bisa ribut!"
Budi (tertawa): "Haha iya! Tupperware ini lebih mempersatukan daripada politik. Beda partai bisa damai kalau lihat tupperware berisi sambal terasi."
Tiba-tiba Dina, rekan kerja mereka, datang sambil membawa kotak makan sekali pakai.
Dina: "Lo masih pakai tupperware aja? Kuno banget, guys. Aku pakai kotak sekali pakai. Ramah lingkungan, katanya. Biodegradable!"