Belajar Makna Korban Sejati: Merayakan Idul Adha dalam Semangat Toleransi di SMK Karya Rini
"Apa yang sanggup kamu korbankan demi masa depanmu?"
Pertanyaan ini tidak hadir di ruang ujian atau dalam catatan pelajaran, tetapi muncul di hati para siswa SMK Karya Rini saat menyaksikan tiga ekor kambing dikurbankan dalam perayaan Idul Adha di sekolah, Senin, 9 Juni 2025 mulai pukul 07.00-12.30 WIB.
Pagi tadi, suasana di halaman sekolah berbeda dari biasanya. Udara masih sejuk, matahari belum terlalu terik, namun semangat dan antusiasme warga sekolah terasa menghangatkan. Guru, karyawan, dan siswa -baik yang beragama Islam maupun Kristiani-berkumpul bersama dalam sebuah kegiatan yang bukan hanya ritual tahunan, tetapi juga ruang pembelajaran nilai-nilai luhur.
Suasana Kebersamaan yang Hangat di Tengah Keberagaman
Halaman sekolah menjadi ruang yang menyatukan banyak perbedaan. Siswa Muslim dan Kristiani berdiri berdampingan, menyaksikan penyembelihan tiga ekor kambing yang telah disiapkan. Tidak ada sekat. Tidak ada rasa canggung. Hanya ada semangat saling menghargai dan belajar bersama.
Perayaan Idul Adha kali ini tidak hanya tentang menyembelih hewan kurban. Lebih dari itu, ini adalah perayaan tentang nilai: pengorbanan, ketulusan, kepedulian sosial, dan toleransi.
Penyembelihan Hewan Kurban: Simbol untuk Memberi, Bukan Sekadar Mengorbankan
Mengacu pada kisah Nabi Ibrahim yang bersedia mengorbankan putranya karena ketaatan kepada Tuhan, proses penyembelihan dilakukan dengan penuh khidmat dan keahlian. Daging kambing kemudian diolah dan dimasak lalu dimakan bersama seluruh civitas academica.
Namun, makna yang lebih dalam dari proses ini adalah pelajaran tentang memberi: bahwa pengorbanan sejati adalah tentang melepaskan sesuatu yang berharga demi kebaikan yang lebih besar. Bagi siswa, ini bisa berarti belajar ketika ingin bermain, membantu teman yang kesulitan meski sedang lelah, atau menahan ego demi persahabatan.