Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama. I Seorang guru di SMP PIRI, SMA dan SMK Perhotelan dan SMK Kesehatan. I Ia juga seorang Editor, Penulis dan Pengelola Penerbit Bajawa Press. I Melayani konsultasi penulisan buku. I Pemenang III Blog Competition kerjasama Kompasiana dengan Badan Bank Tanah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Konflik Budaya di Ruang Publik: Ketegangan antara Tradisi dan Modernitas di Indonesia

24 Mei 2025   19:43 Diperbarui: 24 Mei 2025   19:43 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(olahan GemAIBot, dokpri)

Konflik Budaya di Ruang Publik: Ketegangan antara Tradisi dan Modernitas di Indonesia

Indonesia adalah negara dengan keberagaman budaya yang luar biasa, mencakup lebih dari 300 kelompok etnis dan ratusan bahasa. Kekayaan tradisi ini telah membentuk identitas bangsa selama berabad-abad. Namun, seiring masuknya modernisasi dan globalisasi, ketegangan antara nilai-nilai budaya lokal dan modernitas semakin terasa, terutama di ruang publik.

Dalam artikel pada malam ini saya mengundang pembaca untuk membahas konflik budaya yang muncul dari kontroversi seperti pakaian adat versus pakaian modern di acara resmi dan larangan terhadap praktik budaya tertentu yang dianggap bertentangan dengan norma, serta penyebab, dampak, dan cara menavigasi isu ini.

Latar Belakang Konflik Budaya

Indonesia dikenal sebagai mozaik budaya, di mana setiap daerah memiliki tradisi dan nilai unik. Namun, modernisasi -didukung oleh globalisasi, urbanisasi, dan teknologi- telah membawa ide serta praktik baru yang kadang bertabrakan dengan norma tradisional. Ruang publik, seperti acara resmi atau kebijakan pemerintah, sering menjadi tempat di mana konflik ini muncul.

Di satu sisi, ada keinginan untuk melestarikan identitas budaya lokal sebagai bentuk kebanggaan. Di sisi lain, ada tekanan untuk mengadopsi standar modern yang dianggap progresif, menciptakan dilema antara masa lalu dan masa depan.

(penulis asli Flores mengenakan pakaian tradisional Yogyakarta, ini hanya pemanis tayangan, foto: dokpri)
(penulis asli Flores mengenakan pakaian tradisional Yogyakarta, ini hanya pemanis tayangan, foto: dokpri)

Contoh Konflik Budaya di Ruang Publik

1. Kontroversi Pakaian Adat vs. Pakaian Modern di Acara Resmi

Salah satu konflik budaya yang sering terjadi adalah perdebatan tentang pakaian yang sesuai untuk acara resmi. Pakaian adat di banyak daerah bukan sekadar busana, melainkan simbol identitas dan penghormatan terhadap leluhur. Contohnya: Bali: Kebaya dan sarong dikenakan dalam upacara adat atau acara resmi sebagai wujud penghormatan. Atau di Papua: Koteka bagi suku Dani adalah tanda kebanggaan etnis. Atau di daerah-daerah tertentu untuk kegiatan kebudayaan atau keagamaan, justru dengan memakai seragam ormas tertentu yang cenderung lebih modern.

Namun, dalam konteks formal seperti pertemuan pemerintah atau konferensi internasional, sering ada ekspektasi untuk mengenakan pakaian modern bergaya Barat, seperti jas dan dasi, yang dianggap profesional.

Hal ini memunculkan pertanyaan: apakah seseorang harus memilih warisan budaya atau menyesuaikan diri dengan standar modern? Kontroversi ini mencerminkan isu identitas yang lebih dalam - pakaian adat dilihat sebagai penegasan akar budaya, sementara pakaian modern melambangkan kemajuan. Ketegangan meningkat ketika aturan berpakaian diberlakukan, memicu tuduhan ketidakpekaan budaya.

(olahan GemAIBot, dokpri)
(olahan GemAIBot, dokpri)

2. Larangan terhadap Praktik Budaya Tertentu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun