Kakek Dodo dan Opor yang Hilang
Â
Kakek Dodo, lelaki tua yang masakan opor ayamnya terkenal seantero wilayah. Setiap Lebaran, rumahnya dipenuhi tawa keluarga. Namun, tahun ini, beberapa kejadian aneh menghampiri dapurnya sehingga melahirkan sebuah pelajaran berharga yang penuh tawa.
Di minggu sebelum Lebaran, Kakek Dodo mulai merasakan ada sesuatu yang tidak beres. Makanan-makanan di meja dapurnya semakin lama semakin menghilang. Ketupat yang tersusun rapi dan opor ayam yang harum menjadi mangsa misterius. Dia curiga, mungkin cucu-cucunya yang sudah lebih dulu pulang ke kampung yang menyebabkan hilangnya makanan tersebut. Namun, setiap kali ditanya, mereka dengan kompak menjawab tidak tahu apa-apa sembari menyengir.
Hari demi hari, rasa penasaran Kakek Dodo semakin memuncak. Akhirnya, puncak kejadian yang membuatnya berulah terjadi pada pagi Lebaran plus satu. Seusai semua tamu berlalu dan cucu-cucunya asyik dengan permainan di dalam kamar, Kakek Dodo memutuskan untuk berjaga di dapur dengan sapu kesayangannya. Ia ingin menyingkap misteri pencuri makanan.
Malam itu begitu sunyi, hanya suara jangkrik yang mengisi keheningan. Tiba-tiba, dari balik bayangan, muncul dua ekor kucing tetangga. Kucing-kucing itu tampak sangat terorganisir, seperti tim pencuri profesional. Satu kucing besar melompat ke meja dan dengan cekatan mengangkat tudung saji. Sementara itu, kucing kecil yang lebih gesit mengambil potongan opor dan ketupat, siap melarikan diri.
Namun, malam itu bukan malam keberuntungan mereka. Saat kucing besar melompat turun, Kakek Dodo dengan sigap melemparkan sapunya. Sapu itu mengenai kucing kecil yang sedang membawa opor, membuatnya terkejut dan. Kucing besar berhasil kabur, tetapi kucing kecil terperangkap di bawah tudung saji yang jatuh.
Kakek Dodo mendekati kucing kecil itu dengan senyuman. "Oh, nak, apakah kamu tahu mencuri itu selalu meninggalkan jejak?" tanyanya sambil mengangkat tudung saji. Kucing kecil itu tampak ketakutan dan melarikan diri dengan ekor antara kaki. Makanan yang berserakan di lantai menceritakan kisahnya sendiri.
Keesokan harinya, Kakek Dodo menceritakan kejadian itu kepada cucu-cucunya ketika mereka berkumpul kembali di meja makan. Ia menjadikan kisah kucing-kucing itu sebagai pelajaran moral. "Lihatlah kucing ini," katanya, sembari tersenyum. "Mereka mungkin berhasil mencuri beberapa kali, tetapi akhirnya tertangkap juga. Begitu pula dengan manusia. Mencuri, apalagi korupsi mungkin tidak langsung ketahuan, tetapi hati tidak akan pernah tenang."
Cucu-cucunya tertawa saat mendengar cerita tersebut. Suara tawa mereka menghiasi rumah yang kini kembali dipenuhi dengan gembira. "Iya, Kakek! Kami janji tidak akan mencuri lagi." ucap Ciko, salah satu cucunya. "Apalagi sepotong ketupat!"