Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama. I Seorang guru di SMP PIRI, SMA dan SMK Perhotelan dan SMK Kesehatan. I Ia juga seorang Editor, Penulis dan Pengelola Penerbit Bajawa Press. I Melayani konsultasi penulisan buku. I Pemenang III Blog Competition kerjasama Kompasiana dengan Badan Bank Tanah

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Lebaran Kocak: Paman Jadi Adik, Adik Jadi Kakek

2 April 2025   21:49 Diperbarui: 2 April 2025   21:49 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(ilustrasi olahan GemAIBot, dokpri)

Lebaran Kocak: Paman Jadi Adik, Adik Jadi Kakek

Matahari pagi menyinari desa Sukacita dengan hangat, sehangat senyum warga yang bersiap menyambut Lebaran. Suara takbir berkumandang, anak-anak berlarian dengan baju baru, dan aroma ketupat menggoda di setiap rumah. Tapi tahun ini, Lebaran di keluarga besar Pak Kardi tak seperti biasanya. Karena jarang bertemu, salah panggil jadi bahan canda yang mengocok perut. Siapa sangka, paman dipanggil adik, keponakan dikira kakek, dan semuanya berujung pada satu nasihat: "Makanya sering-sering pulang!"

***

Sudah lima tahun sejak terakhir kali keluarga besar Pak Kardi berkumpul lengkap. Tahun ini, semua sepakat mudik ke kampung halaman. Begitu tiba, suasana riuh pun pecah. Salam-salaman berantai dimulai, tapi... ada yang aneh.

"Eh, Adik Hasan! Lama nggak ketemu!" teriak Om Slamet sambil memeluk seorang pria beruban.

Si "Adik Hasan" terbelalak. "Lho, Om, saya ini Herman, adiknya Hasan! Hasan yang itu, yang sekarang jadi dosen!"

Wajah Om Slamet memerah. "Lho?! Herman? Yang dulu masih SMP itu? Kok sekarang..." Matanya melirik ke arah rambut putih Herman yang sudah memenuhi pelipis.

Dari belakang, Bu RT yang lewat langsung nyengir. "Walah, makanya sering-sering pulang, Om! Jangan cuma setahun sekali. Nanti pada lupa wajah saudara sendiri!"

Kekacauan terus berlanjut. Di teras rumah, seorang pemuda gagap mendekati seorang kakek berkacamata. "Permisi, Pak... saya cucunya Rina. Mau sungkem..."

Sang kakek tersentak. "Cucu?! Aku ini Bambang, anaknya Rina! Kamu harusnya manggil Paman, dong!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun