Mohon tunggu...
Alfred Anwar
Alfred Anwar Mohon Tunggu... Guru - Guru

Penulis adalah seorang pengajar di salah satu Sekolah Menengah Kejuruan di Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Wahai para Guru, Menulislah!

20 Agustus 2022   00:16 Diperbarui: 20 Agustus 2022   00:19 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Menulis adalah suatu kegiatan yang dibilang gampang-gampang susah. Kalau secara teori sangatlah mudah. Untuk kita sebagai pemula, para pakar akan selalu bilang, "Tulislah apa yang Anda mudah untuk dibuat. Contoh pada malam hari coba Anda tulis apa yang telah anda lakukan pada hari ini." Akan tetapi ketika praktiknya, semua akan buntu. Baru ditulis satu atau dua kalimat, gak tau lagi apa yang akan ditulis. Dari mana memulainya, sehingga lebih banyak termenungnya dari pada menulisnya.

Itulah saktinya tulisan ini hehe. Kita tahu bahwa kita akan menceritakan sesuatu. Saat dituangkan tetap saja bingung dari mana saya harus memulainya. Berbeda sangat dengan kita bercerita. Saat menceritakan sesuatu sama seseorang seperti teman, kita akan lancar saja ngomongnya. Terkadang malah cerita tersebut ditambah bumbu-bumbunya sehingga bisa lebih menarik untuk di terangkan. Tetapi untuk memulai menceritakan dengan tulisan, susahnya minta ampun.

Sebagai seorang guru, kalau belum pernah menulis mengungkapkan perasaan atau menulis berita, memang sangat berat dan sangat susah untuk menulis tersebut. Guru pada umumnya menulis ilmiah yang mana tulisannya diambil dari hasil copy paste dari berbagai sumber. Memang begitulah adanya. Seperti seorang guru membuat jobsheet untuk siswa. Jobsheet itu diambil dari buku manual. Copy lalu di pastekan setelah itu disesuaikan dengan peralatan yang ada di sekolah. Kalau peralatan di sekolah agak kurang, tinggal hapus saja. 

Ini yang membuat seorang guru tidak pernah mengembangkan apa yang ada dalam pikirannya. Pada waktu kuliah dulu juga seperti itu. Membuat paper sampai menulis skripsi jarang sekali membuat tulisan yang menuangkan ide atau gagasan sendiri. Kebanyakan itu menurut pendapat ini, menurut pendapat itu, menurut pendapat para ahli dan lain sebagainya. Inilah yang membuat kita tidak pernah tahu cara mencurahkan isi pikiran kita.

Nah... Dari sekarang. Marilah kita gali kembali apa yang terpendam selama ini. Sulit memang... Akan tetapi seiring berjalannya waktu, pasti semua ini akan menjadi mudah. Bak kata pepatah, "Lancar kaji karena di ulang." Coba niatkan dari sekarang untuk menulis setiap hari. Walau hanya satu paragraf atau lebih pendek lagi walau hanya satu kalimat, yang penting kontinyu. Jangan pernah gunakan istilah ditumpuk. Misalnya kita biasakan menulis satu paragraf satu hari, saat tidak ada ide lalu kita berjanji hari ini saya tidak menulis dulu besok akan saya buat dua paragraf sekali gus. Ini tidak kontinyu namanya, dan hal inilah yang kembali mematahkan semangat untuk tidak menulis.

Buatlah menulis itu sebagai suatu kebiasaan bukan sebagai beban. Apabila suatu kebiasaan tidak terlaksana, dalam pikiran kita pasti terasa ada yang kurang. "Apalah yang kurang hari ini ya.. Oo saya belum menulis." Tetapi bila menulis ini dijadikan beban, setiap tiba waktu akan menulis, perasaan kita sudah mulai berkecamuk. Mau menulis apa lagi ya?

Untuk itu mulai dari hari ini, niatkanlah untuk tetap akan menulis setiap hari. Apalagi sekarang Omjay membuat tantangan menulis selama dua bulan penuh. Jangan sia-siakan kesempatan ini. Semoga dengan latihan menulis selama dua bulan penuh ini, akan menjadi darah daging bagi kita guru-guru diseluruh Indonesia, sehingga akan terciptalah guru-guru yang kompeten di bidangnya. Karena salah satu keuntungan menulis ini adalah untuk mengikat ilmu. Ilmu yang kita dapat kalau tidak diikat, dia akan lepas kembali ke alam bebas artinya kita yang sudah mendapatkan ilmu akan lupa lagi. Untuk itu supaya tidak lepas (lupa) ilmu itu harus kita ikat dengan jalan menulis.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun