Mohon tunggu...
Alfonsus G. Liwun
Alfonsus G. Liwun Mohon Tunggu... Wiraswasta - Memiliki satu anak dan satu isteri; Hobi membaca, menulis, dan merefleksikan.

Dum spiro spero... email: alfonsliwun@yahoo.co.id dan alfonsliwun16@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Nubun Tawa: Mengakar dalam Budaya Para Petani

6 Oktober 2018   09:18 Diperbarui: 6 Oktober 2018   09:38 1083
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Saya bangga, atas festival Nubun Tawa yang kini sedang berlangsung (5-7 Oktober 2018) di Kecamatan Lewolema Kabupaten Flores Timur Nusa Tenggara Timur. Bangga karena festival ini telah menjadi terkenal di Indonesia bahkan mendunia melalui media sosial (medsos). Bagi saya ini hal positif karena budaya kita yang selama ini 'tidur' merakyat tetapi aktif menjalar didalam budaya para petani sukuwu, menjadi terkenal dan mendapat sorotan banyak pihak. 

Perhatian yang begitu besar diberikan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Flores Timur, dalam hal ini bupati dan wakilnya dan dinas-dinas terkait seperti dinas pariwisata dan kebudayaan Flores Timur.

Hemat saya, rasa bangga saya ini mestinya tidak sampai pada selebrasi festival Nubun Tawa ini. Tetapi bagaimana post Nubun Tawa nanti? Inilah yang menjadi renungan saya selama proses festival Nubun Tawa ini digulirkan di medsos. Sejak muncul proses festival ini, secara pribadi saya ikut dengan terlibat dalam membaca dan memahami lebih dekat informasi melalui online di medsos. 

Dari sekian rangkaian festival yang ditampilkan, terlihat belum ada progres untuk kelanjutannya dari rangkaian festival Nubun Tawa. Jika yang disiapkan dalam festival itu sebatas rangkaian nontonan, mungkin habis setelah festival. Lebih baik yang mesti kita pikirkan bersama adalah bagaimana 'Lewolema' yang didalamnya memiliki budaya yang unik dan mentradisi itu disetting untuk menjadi sebuah 'laboratorium budaya' yang mengedepankan aspek seni dan tari serta musik-musik tradisional. 

Dengan membangun festival Nubun Tawa yang berbasis masyarakat lokal ini, jelas bahwa daya kreatif dan imajinasi seni masyarakat khususnya penggemar seni akan muncul sebagai tokoh-tokoh seni.

Sebagai orang lokal yang sedang merantau, 'Nubun Tawa' itu adalah sebuah misteri yang belum digali oleh 'arkeolog'. Mengapa? Karena didalamnya terkandung makna kehidupan yang sangat dalam untuk membantu masyarakat lokal menghayati hidupnya itu sendiri. Yang sekarang ini masih sebatas festival saja. 

Saya lebih percaya kepada tetua saya, bahwa misteri ini tetap misteri dan mengendap dalam relung-relung jiwa sukuwu masing-masing. Karena, Nubun Tawa itu sendiri ialah jiwa yang menggelora, semangat yang menyalurkan energi, roh yang tak terpadamkan, dorongan yang mahadasyat atau dalam bahasa kren dewasa ini, sebuah 'spiritualitas sukuwu' untuk membangun jati dirinya dalam hidup bermasyarakat dan berbangsa. Jiwa sebuah masyarakat ada didalam 'Nubun Tawa' ini. 

Akhir kata, sekali lagi saya mengucapkan selamat menikmati festival Nubun Tawa khususnya di Kawaliwu Kecamatan Lewolema. Nubun Tawa, itulah jiwa baru yang diterima dalam masyarakat sebagai penggerak untuk suatu masyarakat baru. Semoga menjadi roh untuk membangkitkan semangat hidup bermasyarakat dan berbangsa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun