Mohon tunggu...
Alfonsina M. Tapotubun
Alfonsina M. Tapotubun Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FPIK Universitas Pattimura - Duta Kampus Merdeka

Menyukai dinamika... menghargai kerja cerdas

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Ekonomi Biru dari Laut

1 November 2023   19:52 Diperbarui: 2 November 2023   09:27 766
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ekonomi biru.(UNSPLASH/HUGH WHYTE)

Nilai jual produk olahan utama dan produk turunan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan penjualan segar/bahan baku. Selain itu hilirisasi dapat membuka lapangan kerja melalui tumbuhnya industri-industri baru yang akan menyerap tenaga kerja sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. 

Hal ini sesungguhnya menjadi harapan dari orang-orang kecil di pedesaan Indonesia yang berkarater kepulauan termasuk wilayah seribu pulau di Maluku yang dikelilingi laut.

Masyarakat pesisir dan nelayan yang hidup disekitar kelimpahan sumberdaya laut dan pesisir namun belum dapat menikmati anugerah kelimpahan alam tersebut untuk kesejahteraan hidupnya.

Konsep ekonomi biru merupakan berkah dan anugerah sang pencipta bagi Indonesia sebagai negara maritim besar yang menjadi brankas raksasa menyimpan milyaran potensi sumberdaya hayati.

Sesungguhnya masa depan masyarakat terletak pada sumberdaya maritim yang dikelola secara bijak dan berkelanjutan untuk kesejahteraan generasi Indonesia sepanjang masa. 

Esensi pembangunan berkelanjutan yaitu memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka dari sumberdaya yang sama.

"Langit Biru dari Laut Biru" (Blue Sky, Blue Ocean) memungkinkan ekonomi tumbuh dari sumberdaya maritim, rakyat sejahtera, namun langit dan laut tetap biru sehingga dapat kekayaan laut yang melimpah dapat dinikmati oleh generasi ke generasi. Ekonomi biru dari laut yang tetap membiru untuk kesejahteraan masyarakat maritim sepanjang masa.

(Alfonsina Marthina Tapotubun, FPIK Universitas Pattimura)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun