Mohon tunggu...
Alfito Januardi
Alfito Januardi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa haus akan ilmu

Apa, Mengapa, Siapa, Kapan, Di Mana, Bagaimana

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Pendidkan TPA di Masa Pandemi

29 November 2020   21:00 Diperbarui: 29 November 2020   21:02 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rabu (4/11) - Tempat Pendidikan Agama atau yang biasa di singkat TPA merupakan suatu tempat belajar mengaji dan menulis Al-Quran serta hal hal berbau keagamaan khususnya agama Islam.,

Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia TPA merupakan sarana atau tempat penting bagi pendidikan sang anak. Dengan dalih mendekatkan anak kepada Sang Illahi orang tua menempatkan anaknya untuk belajar di Musholla atau Masjid-Masjid di sekitar tempat tinggalnya. Lantas di masa pandemi seperti ini eksistensi TPA sangat penuh rintangan

Hasil wawancara saya dengan Ketua Pengurus TPA Mushollah At-Taubah ibu Evi mengungkapkan betapa sulitnya menjalankan TPA beliau mengungkapkan kesulitan utama yaitu kurangnya tenaga pengajar serta dana untuk membayar tenaga pengajar tersebut. Dengan kesulitan tersebut beliau juga mengungkapkan mengapa pengurus akhirnya tetap melaksanakan TPA dengan alasan agar anak anak tidak melupakan Al-Quran. Sungguh alasan yang sangat mulia.

TPA yang dilaksanakan di Musholla At-Taubah menggunakan sistem Pembelajaran Jarak Jauh. Dengan memanfaatkan media Whatsapp. Namun bagi anak anak yang tidak bisa mengakses internetnya maka terpaksa belajar langsung di tempat. Hal ini menimbulkan permasalahan yang baru, anak anakyang berusia belia ini termasuk yang rentan terkena covid maka harus ada langkah preventif.

Penulis dan Pengurus TPA sepakat untung menginstal wastafel dan membeli sabun dengan iuran warga. Wastafel dan sabun tersebut kemudian di gunakan oleh anak anak sebelum belajar di TPA                                                          

Setelah berbincang dengan pengurus TPA penulis kemudian mengunjungi tempat mengaji tersebut. Tentu ada beberapa guru dan anak yang sedang melakukan kegiatan pembelajaran adapun kegiatan yang dilakukan seperti foto dibawah

Dok. pribadi
Dok. pribadi
Dok. pribadi
Dok. pribadi
Hasil pengamatan Penulis. protokol kesehatan dijalankan dengan sangat baik di TPA ini tidak ada hal yang di langgar dalam kegiatan pembelajaranya. Gurunya menggunakan masker, muridnya juga mengenakan masker dan sebelum masuk juga mencuci tangan.

Namun setelah berbincan dengan guru guru di TPA At-Taubah terdapat masalah berkaitan pembelajaran yakni anak anak cenderung tidak fokus ketidak dilakukan melalui Whatsapp dan kesusahan guru untuk mengeluarkan anak jika gilirannya sudah selesai. Dikarenakan ketika video call anak anak cenderung ribut dan meng ganggu pembelajaran anak lainnya.

Selain itu internet di TPA At-Taubah cenderung lamban dan tidak dapat di andalkan di karena kan interntnya bergabung dengan orang lain. TPA hanya menerima repeater saja tanpa modem. alhasil pengurus masih harus membeli paket data untuk para guru yang mengajar menyebabkan kas TPA selalu habis.

Lalu solusi Penulis adalah sebagai berikut, yang pertama masalah kefokusan anak dan kendala teknis yang menyertainya. Penulis menyarankan kepada pengurus TPA untuk segera mengganti media pembelajarannya menggunakan Google Meet supaya lebih terarah kegiatan mengajarnya. Penulis mengamati bahwa dengan menggunakan Whatsapp group sangatlah tidak efektif karena guru tidak ada kontrol terhadap prose pembelajaran dan bergantung kepada murid agar tidak menganggu teman lainnya.

Selain media pembelajarannya di ganti. Metode pembelajarannya juga harus menggunakan properti yang bervariatif seperti misalnya kartu pembelajaran seperti contoh di bawah untuk menunjukan huruf arab maupun tajwidnya. Contoh kartunya seperti gambar dibawah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun