Mohon tunggu...
Alfira Fembriant
Alfira Fembriant Mohon Tunggu... Lainnya - Instagram : @Alfira_2808

Music Director and Radio Announcer STAR 105.5 FM Pandaan Pasuruan East Java (from 2012 until now) 📻

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pengalaman Rumah Tersambar Petir

2 November 2020   08:58 Diperbarui: 29 April 2021   16:14 820
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terdengar bunyi ledakan hebat dan bergemuruh "BOOM" disertai dengan tanah berpijak menjadi sedikit bergetar. 

Hari itu tanggal 11 Desember 2017. Langit di pagi hari yang cerah, namun dalam sekejap awan mendung datang menyelimuti siang yang cerah itu menjadi sangat gelap. Turunlah hujan dengan intensitas ringan, sampai paling deras disertai petir.

Hujannya baru datang dan turun sekitar jam 11.55 WIB. Kemudian jam 12.10 WIB terjadi bencana yaitu rumah penulis tersambar petir. Hal itu dikarenakan posisi dataran rumah yang paling tinggi di antara rumah sekitar dan lupa tidak mencabut antena televisi.

Seperti diketahui antena televisi di rumah penulis menggunakan antena TV yang ditaruh di luar atau atas atap rumah. Sehingga ketika badai petir datang, sudut paling tinggi lah yang akan disambar petir untuk menyalurkan energinya ke dalam bumi. Apa lagi jika tidak ada pengaman atau penangkal petir di atas rumah, lebih rawan tersambar.

Sebenarnya meski posisi rumah paling tinggi di antara sekitar tidak akan tersambar petir. Masalahnya hari itu lupa saja tidak mencabut antena tv. Sehingga yang disambar oleh petir tersebut adalah antena tv yang terbuat dari besi, kemudian petir nya masuk ke dalam listrik rumah.

Petir tersebut sifatnya merambat dan menyerang posisi yang paling ujung. Jadi meskipun yang tersambar di tempat A, tapi kalau yang paling ujung adalah tempat B, yang parah kondisinya adalah tempat B karena ujungnya ada di tempat tersebut.

Penulis mempunyai 2 (dua) rumah, satu milik pribadi dan satunya lagi milik orang tua. Namun di antara dua rumah ini listriknya masih menjadi satu. Yang tersambar petir ini sebenarnya adalah rumah penulis, namun merambat dan paling parah kondisinya adalah di rumah orang tua.

Siang itu di rumah sedang ada penulis di kamar. Ibu dan ayah sedang di ruang tamu rumah penulis. Sedangkan nenek ada di ruang tengah rumah nomor dua di belakang.

Pixabay
Pixabay

12.10 Bencana terjadi

BOOOMMMMMM...................!!!!!!

Lampu di kamar langsung mati, dan ibu yang di ruang tamu berteriak:

Fira, keluar o dari kamar. Lihatlah ini di ruang tamu yang terjadi

Ternyata yang terjadi:

  • Atap ruang tamu jebol di bagian pojok sebelah antena TV.
  • Kaca-kaca ruang tamu penulis juga pecah semua.
  • Televisi 32 inch rusak tersambar petir.
  • Power Bank juga rusak tersambar petir karena posisi sedang di charger.
  • Ayah juga terpental beberapa meter dari posisi sebelumnya yang sedang berdiri di depan pintu.

Beberapa detik kemudian, nenek yang gantian berteriak di rumah belakang dengan keras:

Toloooong..... Tolooong...

Kami bertiga pun segera berlari ke rumah belakang. Dan yang terjadi adalah:

  • Rumah belakang dipenuhi asap dan bau gosong.
  • Atap rumah belakang lebih parah jebolnya di banyak sudut.
  • Kaca jendela & kaca lemari pecah semua bertaburan di lantai rumah.
  • Televisi, magic com, player music, lemari, terpental beberapa meter.
  • Kabel antena TV di rumah belakang terbakar semua dan bertaburan di seluruh bagian tembok ruang tengah. Dan inilah yang menyebabkan asap tebal di rumah ini dan bau gosong di awal.

Kami bertiga langsung menjemput nenek yang rupanya sudah di depan pintu. Kami masih belum berani masuk rumah belakang karena asap tebal masih menyelimuti. Sisi lain kami sebagai pemilik rumah juga masih syok dengan apa yang sudah terjadi.

Namun setelah petir itu masuk ke dalam rumah kami, hujan yang sangat deras itu pun seketika berhenti. Tidak lama kemudian warga satu persatu berdatangan, bahkan masyarakat satu RT menghampiri rumah kami semua. Mereka mendengar dengan jelas bunyi ledakan tersebut yang disebabkan oleh petir, dan beberapa di antara warga juga sempat melihat asap tebal yang keluar dari atap rumah belakang penulis.

Setelah asap sudah mulai berkurang di dalam ruangan, kami sekeluarga dan juga warga memasuki rumah belakang. Dan kami menemukan hal-hal seperti yang sudah disebutkan di atas. Kami berempat pun bersyukur di dalam rumah selamat dari kejadian tersebut.

Nah yang unik, sebenarnya kondisi yang paling berbahaya itu adalah Nenek di rumah belakang. Nenek sedang berada di ruang tengah tepat di satu titik terjadinya ledakan dan bencana tersebut. Lantas nenek bisa selamat bahkan tanpa terluka sedikitpun dalam tubuhnya.

Padahal kondisinya ruang tengah di rumah belakang sedang terbakar karena kabel-kabel berserakan menyebar ke dinding-dinding rumah dan juga tembok, namun kabel yang berserakan tersebut sama sekali tidak mengenai tubuh nenek ketika terbakar menyebar karena petir.

Kemudian TV, magic com, player musik, lemari kecil, meja, semua barang terpental karena tekanan petir yang memaksa masuk ke dalam tanah tersebut sama sekali tidak mengenai nenek.

Bahkan kaca lemari dan kaca jendela yang pecah semua karena kejadian ini berserakan di lantai puing-puingnya, itu sama sekali tidak melukai kaki nenek. Padahal nenek sempat berjalan dari ruang tengah ke ruang tamu untuk keluar dari rumah tersebut dengan tidak memakai sendal loh. 

Luar biasa. Antara masih diberi umur panjang dan juga sakti mungkin ya nenek penulis ini. hehehe

Kerugian atas bencana tersebut diperkirakan puluhan juta. Karena sebenarnya semua barang elektronik di dua rumah penulis itu selain rusak juga banyak yang minta diservis bahkan beli baru. Listrik juga perlu diperbaiki, hingga renovasi dua rumah itu juga dibutuhkan dengan cepat karena kondisi sedang musim penghujan.

Satu sisi penulis sendiri juga bersyukur. Bahwasanya dua HP dan satu laptop pribadi siang itu hanya berjarak beberapa detik untuk dilepaskan usai di charger, kemudian di alihkan charger power bank. Sehingga yang hangus terkena sambaran petir adalah power bank tersebut, bukan HP & laptop pribadi. Jikalau terkena sambar juga, pastinya kerugian akan lebih besar dari yang dikira.

Dan sebenarnya dari kejadian tersebut bukan hanya kedua rumah penulis yang mengalami kerugian, melainkan tiga tetangga penulis juga terkena imbasnya:

  1. Seperti tetangga 1 HP nya rusak, karena posisi yang sama sedang charger HP.
  2. Tetangga 2  lampu emergency nya pecah karena posisi sedang di charger.
  3. Tetangga 3 sempat dilarikan ke RS karena terpental di dapurnya hingga melukai dirinya.

Hikmah yang bisa di ambil dari kejadian ini adalah:

  • Rezeki itu hanya titipan Tuhan. Sewaktu-waktu Tuhan bisa terus memberikan, namun jangan lupa Tuhan juga akan mengambilnya kembali dalam sekejap.

Yang bisa kita lakukan setelah kejadian ini adalah:

  • Ikhlaskan dan tetap bersyukur. Uang bisa dicari, tapi Nyawa tidak bisa diganti. 

Pesan dari kejadian ini adalah:

  • Jangan sampai kejadian yang sama terjadi di rumah anda. Jadi jangan lupa cabut Antena TV ketika awan mendung datang, apa lagi musim penghujan semua harus lebih waspada.
  • Termasuk tidak charger ponsel sejenisnya ketika hujan petir, karena peluang tersambar tetap ada ketika petir tersebut memasuki listrik dari banyak sudut lokasi dan lingkungan tempat tinggal anda.

Salam, @Alfira_2808

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun