Mohon tunggu...
Alfira Fembriant
Alfira Fembriant Mohon Tunggu... Lainnya - Instagram : @Alfira_2808

Music Director and Radio Announcer STAR 105.5 FM Pandaan Pasuruan East Java (from 2012 until now) 📻

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Senioritas Tanpa Batas!!

24 September 2020   00:02 Diperbarui: 24 September 2020   00:04 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi gambar Ospek dari news.okezone.com

Budaya balas dendam perploncoan maba (mahasiswa baru) sulit dihapus. Siapa yang salah? Para seniornya, atau dosen dan pihak campus yang memberi wewenang senior pada maba ini yang salah? Atau mungkin malah menteri pendidikan?

Seharusnya jika ada tindakan tegas dari pemerintah untuk menghapus total budaya ospek ini ada yang merasa dirugikan kah? Bagaimanapun sangat sulit untuk menghapus budaya perploncoan ini yang turun temurun. Jika tidak dipangkas tuntas dari atas, kasus ini akan terus berlanjut setiap tahunnya. Gak bermanfaat juga dilihat dari segi apapun.

Dari pada ospek untuk maba ini sebenarnya masih mendingan karena rata-rata sudah dewasa. Sehingga perploncoan tersebut tidak se ekstrem anak SMP atau SMA yang disebut MOS (Masa Orientasi Siswa). 

Mereka kakak kelas yang disebut senior untuk SMP/SMA lebih sadis biasanya karena memang jelas seniornya bukan dari segi lama tidaknya sekolah di situ saja, melainkan memang usia mereka para senior dan junior yang sesuai rata-rata anak sekolah. 

Sedangkan anak kuliahan usianya bervariasi. Yang kita sebut senior pun terkadang juga jauh di bawah kita usianya karena beberapa ada yang telat ambil kuliah dsb. Sehingga para senior tidak bisa semena-mena pada mereka lagi para maba karena usianya bervariasi.

Usia yang bervariasi tersebut di zaman kuliah terkadang membuat para senior malah kalah dengan yang junior. Kalahnya dalam artian para junior ini merasa lebih dewasa usianya sehingga tidak mau di atur. 

Apa lagi biasanya ada beberapa orang yang mengambil kuliah namun sudah punya jabatan tertentu di suatu perusahaan. Sehingga ego dirinya tinggi kemudian tidak mau mengikuti hal-hal yang berhubungan dengan peraturan. 

Bahkan era covid19 seperti tahun ini yang dialihkan melalui virtual, juga masih ada saja senioritas tanpa batas di kalangan para mahasiswa. Beberapa campus masih aja ada yang memberikan wewenang pada para senior untuk awal aktivitas maba di campus melalui virtual. Seakan tidak ingin melewatkan moment ini, para senior pun beraksi. 

Ospek dilakukan melalui virtual, senior masih memberikan prasyarat memakai aksesoris yang dibutuhkan untuk perploncoan. Sedikit banyak memang tidak terlalu malu karena para maba ini memakainya dan berada di rumah masing-masing era covid19. 

Namun terkadang para senior menyuruh maba tersebut memakainya di luar rumah. Seperti di halaman rumah, atau mungkin di jalan depan rumahnya biar banyak orang melihatnya.

Hal-hal seperti ini masih bisa dilakukan dan tidak tercium oleh media luar karena jauh dari kota yaitu di beberapa titik lokasi pedalaman seperti pedesaan. 

Bahkan himbauan era covid19 saja dilarang melakukan pembelajaran di sekolah, nyatanya tetap ada salah satu SD (Sekolah dasar) dan beberapa TK maupun PAUD yang masih memasukkan para siswanya ke sekolah meskipun sudah new normal. Sekali lagi hal ini terjadi pada area plosok atau pedesaan.

Namun balik lagi ngobrolin soal ospek virtual. Dimana beberapa waktu lalu sempat viral senior yang memarahi maba di salah satu universitas karena tidak memakai sabuk saat ospek online berlangsung. 

Satu sisi memang sepakat soal perploncoan jangan sampai dibudidayakan turun temurun seperti disuruh memakai atribut-atribut aneh dan juga melakukan hal-hal diluar akal sehat. 

Misal disuruh makan nasi pada suatu kotak atau tempat makanan hewan seperti kucing. Disuruh makan menggunakan bibir langsung, tanpa tangan. Ini baru gak masuk akal dan kalau mau di viralkan silahkan agar segera ditindak pihak campus, dsb.

Lantas yang terjadi di video viral tersebut senior hanya memarahi karena tidak memakai sabuk sesuai dengan peraturan dan tata tertib saja. Dan hal ini dalam pandangan sebenarnya wajar saja karena menyangkut tata tertib. 

Di luar semua itu memang ini juga salah satu kelemahan ospek virtual. Dimana para maba bisa belajar sambil ngapain saja di rumah dengan cara menonaktivkan video dan suara, hingga terkadang juga ditinggal tidur. 

Termasuk salah satu kekurangan lainnya yaitu tadi, memarahi hal akan tertib begitu saja bisa diviralkan dengan banyak bumbu-bumbu pedas di dalamnya. Karena segala kegiatan campus yang terekam bisa disebarkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

Banyaknya netizen yang hanya melihat pada satu arah, pada satu video yang terpotong-potong, pada banyaknya adu domba dan komentar-komentar yang memojokkan suatu objek tertentu. Kemudian kita ikut mendukungnya, ikut memojokkan dan membullynya. 

Padahal jika dilihat dari kaca mata lain, ada ketegasan untuk suatu tata tertib. Hanya teguran dan tidak ada tindak kekerasan, namun satu indonesia membullynya. 

Inikah wajah Indonesia?

Ingat, Seseorang yang Berpendidikan tidak akan mudah di Provokasi.

Salam, @Alfira_2808

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun