Mohon tunggu...
Alfin Surya
Alfin Surya Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Ing ngarso sung tulodho

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

[Maqolah] Hijrah, Apa Hanya Sekadar Mengubah Penampilan Saja?

8 Mei 2020   01:03 Diperbarui: 8 Mei 2020   01:55 1628
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
totkevashikaran.over-blog.com

Lantas apakah ada yang salah dari tren gerakan hijrah ini? Jawabanya adalah tidak. Tidak ada yang salah dalam tren gerakan hijrah ini. Tidak perlu ada yang disalahkan, ketika ingin mengubah suatu hal yang dianggap kurang baik menjadi hal yang lebih baik. 

Namun terdapat penyimpangan makna substansi hijrah yang sebenarnya. Hijrah hanyalah dipandang sebagai suatu bentuk peralihan secara simbolik(ekstern). Padahal substansi hijrah sebenarnya adalah penguatan pada nilai-nilai keagamaan, sosial, dan bernegara(intern). 

Fenomena hijrah ini gerakanya sangatlah massif di daerah perkotaan, sebaliknya di daerah pedesaan sangat jarang kita temui gerakan-gerakan hijrah tersebut. Kehidupan perkotaan yang modern dan derasnya arus globalisasi sangat memudahkan tren hijrah ini untuk berkembang. Berbeda dengan daerah pedesaan yang cenderung masih tradisional dan tidak mudah terbawa arus deras globalisasi. 

Penekanan hijrah yang dilakukan muda-mudi saat ini hanyalah pada hal ekstern-nya saja, bukan dari segi-intern nya. Gerakan hijrah sangatlah erat kaitanya dengan perubahan tata cara berbusana dan berpenampilan. 

Bagi perempuan hijrah erat kaitanya dengan hijab, cadar dan busana muslim lainya. Sedangkan bagi laki-laki hijrah erat kaitanya dengan menebalkan jenggot, menghitamkan dahi, menggunakan celana cingkrang untuk menghindari isybal-yang katanya suatu wujud kesombongan, dan lain sebagainya. 

Selain itu perubahan yang terjadi pada kaum hijrah bukan hanya pada cara berpakaian, namun dari segi penggunaan istilah-istilah sehari-hari, seperti dalam berkomunikasi, kaum hijrah biasa menggunkan kata "akhi/ukhti", "ana/antum" "na'am/laa" dan lain-lain. Namun apakah hijrah hanyalah perubahan suatu perwujudan penampilan dan cara berkomunikasi saja? 

Apakah hijrah hanyalah sebagai tren yang bertujuan agar diakui keislamanya? Jika kita teliti fenomena-fenomena diatas sangatlah berhubungan dan indetitas ke-arab an, pertanyaanya hijrah itu berfungsi merubah seseorang menjadi lebih baik secara akhlaq, secara keilmuan atau mengubah seseorang untuk identik menjadi orang arab? I

slam memang sangatlah erat kaitanya dengan arab, namun tidak serta merta apa yang ada dalam islam dikaitkan dengan budaya arab. Kita boleh saja mengikuti sunnah-sunnah nabi secara berpakaian, namun apakah sunnah nabi hanyalah sekedar dalam berpakaian saja, tentu tidak. Kita membaca qur'an, kita bersholawat kepada nabi, kita berpuasa itu juga sunnah. 

Fenomena ke araban inilah yang saat ini menjadi hal yang tak lazim di kalangan masyarakat. Seakan islam hanyalah serta merta tentang arab. Apalagi ketika mereka (kaum hijrah) turut menyalahkan muslim lain yang berbeda pandangan dengan mereka, tentu ini sangatlah menyimpang dari substansi hijrah bahkan islam itu sendiri. 

Untuk menjadi seorang muslim sejati tidaklah perlu kita repot-repot meyibukkan diri merubah diri kita menjadi orang arab, kita hanya perlu meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT karena derajat manusia dinilai dari ketaqwaanya bukan pakaian dan penampilanya. 

Presiden RI pertama Ir. Soekarno dalam pidatonya pernah berpesan "Kalau jadi hindu jangan jadi orang India, kalau jadi orang islam jangan jadi orang Arab, kalau kristen jangan jadi orang yahudi, tetaplah jadi orang nusantara dengan adat-budaya nusantara yang kaya raya ini", pesan Soekarno bukanlah bertujuan untuk mediskreditkan bangsa lain, namun pesan tersebut memiliki makna bahwa esensi dari suatu agama adalah isinya bukan kulitnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun