Mohon tunggu...
Alfino Hatta
Alfino Hatta Mohon Tunggu... Penulis Lepas

Membaca, menulis puisi dan tertarik belajar hal-hal baru.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Aspirasi Pendidikan Bermutu Untuk Semua: Menemukan Jalan Belajar Sendiri, Mewujudkan Aspirasi Bersama

26 Agustus 2025   11:11 Diperbarui: 26 Agustus 2025   11:11 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Siswa Belajar (Sumber: Unsplash/husniatisalma)

Saya merupakan siswa jurusan Rekayasa Perangkat Lunak di sebuah SMK swasta yang berada di Kota Depok. Ketika pertama kali masuk sekolah ini, saya berpikir bahwa belajar IT hanya soal bisa ngoding, paham software, dan menguasai teknologi baru. Namun semakin lama saya belajar, saya sadar bahwa dunia IT tidak sesederhana itu. Teknologi berkembang sangat cepat, hampir setiap bulan ada bahasa pemrograman baru, framework baru, bahkan tren pekerjaan baru. Rasanya seperti berlari di lintasan panjang yang tidak pernah ada garis finis. Kalau tidak kuat, kita bisa merasa tertinggal dan kehilangan arah.

Di kelas, saya sering melihat teman teman yang kesulitan mengikuti materi. Coding yang bagi sebagian orang terlihat keren, bagi sebagian lainnya terasa seperti teka teki rumit yang tidak ada ujungnya. Ada yang kesulitan membaca dokumentasi, ada yang bingung hanya untuk membuat folder baru, ada juga yang menyerah saat berhadapan dengan error panjang di layar. Situasi itu membuat saya berpikir bahwa kalau pendidikan hanya diukur dari siapa yang paling cepat paham, maka akan banyak siswa yang merasa gagal padahal sebenarnya mereka hanya membutuhkan cara belajar yang berbeda.

Di sinilah saya merasa beruntung karena memiliki guru seperti Bu Ratna. Beliau selalu mengatakan bahwa pendidikan bermutu bukan hanya soal angka di rapor, bukan soal siapa yang paling jago, tetapi tentang siapa yang mendapat kesempatan untuk tumbuh. Bu Ratna sering mengingatkan kami bahwa menurut Albert Einstein, tidak adil menilai ikan dari kemampuannya memanjat pohon. Itu artinya setiap siswa punya potensi unik yang harus dihargai. Karena itu di kelas kami tidak ada paksaan untuk menggunakan satu tools atau satu bahasa pemrograman saja. Kami boleh memilih jalan belajar yang paling cocok dengan diri kami.

Pendekatan Bu Ratna tidak hanya terlihat dari aturan di kelas, tetapi juga dari sikapnya sehari hari. Saya ingat kisah teman saya, sebut saja namanya Danish. Dulu ia benar benar kesulitan. Membuat kode sederhana baginya sudah seperti mendaki gunung terjal. Bahkan sekadar membuat folder baru di file manager pun membuatnya kebingungan. Kalau guru lain mungkin sudah menyerah, Bu Ratna justru menggunakan prinsip Ki Hajar Dewantara Tut Wuri Handayani yang artinya mendukung dari belakang. Beliau membimbing Danish dengan sabar, memberi tools yang lebih sederhana, dan memperkenalkan bahasa pemrograman yang lebih mudah dipahami. Hasilnya pelan pelan Danish mulai percaya diri. Dari yang awalnya tidak bisa membuat folder, kini ia sudah mampu menulis kode sederhana. Perubahannya membuktikan bahwa setiap siswa bisa berkembang jika diberi pendekatan yang tepat.

Dari situ saya menyadari bahwa pendidikan bermutu bukanlah soal siapa yang paling cepat sampai, tetapi siapa yang diberi ruang untuk tetap berjalan. Pendidikan bermutu adalah ketika setiap siswa merasa punya tempat di kelas, meskipun cara belajarnya berbeda dengan yang lain. Aspirasi Pendidikan Bermutu Untuk Semua berarti memberi kebebasan kepada siswa untuk menemukan jalannya sendiri sambil tetap mendapat dukungan penuh dari guru.

Bagi saya, pendekatan ini punya dampak strategis untuk masa depan. Pertama, kami diajarkan untuk percaya diri dengan gaya belajar masing masing. Itu membuat kami lebih siap menghadapi dunia kerja, karena di dunia nyata tidak ada satu cara baku untuk menyelesaikan masalah. Kedua, kami belajar bahwa kolaborasi lebih penting daripada kompetisi semata. Ketika setiap siswa diberi ruang, maka kelas menjadi tempat saling melengkapi, bukan saling menjatuhkan. Ketiga, kami jadi terbiasa berpikir fleksibel. IT akan terus berubah, jadi kemampuan beradaptasi jauh lebih penting dibanding hanya menguasai satu teknologi.

Kalau saya melihat lebih jauh, konsep pendidikan bermutu untuk semua ini adalah investasi jangka panjang bagi bangsa. Bayangkan kalau semua siswa Indonesia bisa belajar dengan cara yang sesuai dengan dirinya. Mereka tidak hanya akan menjadi pintar di atas kertas, tetapi juga menjadi generasi yang percaya diri, kreatif, dan mampu menyelesaikan masalah dengan caranya sendiri. Itu artinya kita sedang menyiapkan SDM yang tidak hanya siap kerja, tetapi juga siap menghadapi tantangan global.

Saya percaya bahwa sekolah bukan sekadar tempat mencari nilai, melainkan tempat menumbuhkan keyakinan bahwa setiap anak bisa berhasil. Aspirasi Pendidikan Bermutu Untuk Semua adalah kunci agar tidak ada satu pun siswa yang tertinggal hanya karena mereka belajar lebih lambat atau dengan cara yang berbeda. Melalui contoh Bu Ratna, saya belajar bahwa meskipun dunia IT berlari cepat, kami tetap bisa mengejarnya selama kami diberi cara belajar yang sesuai.

Pendidikan bermutu adalah pendidikan yang membuat setiap siswa merasa dihargai. Kami belajar bukan untuk menjadi sama, tetapi untuk menjadi diri kami yang terbaik. Dan saya yakin jika setiap guru di Indonesia bisa menanamkan semangat seperti ini, maka mimpi Aspirasi Pendidikan Bermutu Untuk Semua bukan lagi sekadar slogan, melainkan kenyataan yang akan kita rasakan bersama.

Saya semakin yakin bahwa di era digital seperti sekarang, aspirasi pendidikan bermutu tidak boleh dipahami sebatas fasilitas atau kurikulum. Lebih dari itu aspirasi ini adalah tentang pola pikir yang menghargai perbedaan kemampuan, memberi ruang pada kreativitas, dan menumbuhkan semangat untuk tidak menyerah. Bu Ratna telah menunjukkan kepada saya dan teman teman bahwa meskipun dunia IT berlari cepat, kami tetap bisa mengejarnya asalkan diberikan cara belajar yang sesuai dengan diri kami. Dengan begitu kami tidak hanya menjadi pelajar yang tahu teknologi, tetapi juga manusia yang tahu bagaimana cara belajar sepanjang hidup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun