Mohon tunggu...
Alfin Maqsudi Al Hasani
Alfin Maqsudi Al Hasani Mohon Tunggu... Jurnalis - Pelajar Tadris IPS 2 IAIN JEMBER

Abda'u Bismillah

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat Pendidkan Eksistensialisme

7 Mei 2020   20:45 Diperbarui: 7 Mei 2020   20:44 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Eksistensialisme merupakan salah satu aliran baru dalam dunia flsafat. Aliran ini pertama kali dikemukakan oleh salah satu filsuf jerman, yaitu Martin Heidegger, yang kemudian aliran ini memiliki metodelogi berupa metode fenomenologi.

Sebagai aliran baru, eksistensialisme hanya berusaha menjelaskan atau mendeskripsikan tentang eksistensi dan pengalaman manusia. Selain itu, eksistensialisme ini adalah aliran baru yang muncul sebagai reaksi terhadap filsafat idealisme dan materialism. Jika idealisme menganggap yang bersifat metafisik adalah realitas yang sesungguhnya. Dan materialism menganggap yang dirasakan oleh indra (benda) adalah relitas yang sesungguhnya. Maka, eksistensialisme menganggap bahwa keduanya memang harus ada untuk menunjukkan eksistenssinya.

Jadi, eksistensialisme adalah aliran yang secara detai membahas tentang keberadaan sesuatu, khusunya keberadaan manusia yang memiliki kebebasan untuk menentukan arah tujuan yang hendak dilalui. Point pentingnya adalah keberadaan yang memiliki kebebasan.

Dalam konteks pendidikan, eksistensialisme hadir sebagai salah satu bentuk pecerahan dalam dunia pendidikan. Menurut eksistensialisme pendidikan tidak seharusnya menganggap peserta didik sebagai konsumen dan sudah sepatutnya ada kebebasan dari setiap peserta didik untuk memilih tujuan atupun hal-hal yang berkaitan dengan salah dan benar. Dengan adanya kebebasan dalam pendidikan maka akan memudahkan setiap peserta didik untuk mengembangkan kretivitas dan bakatnya serta tidak selalu bergantung pada kurikulum pendidikan.

Dari penjelasan mengenai eksistensialisme dalam konteks pendidikan, maka dapat diketahui bahwa kurikulum yang diterapkan adalah kurikulum individualistik dan kesadaran atas keberadaan. Sehingga metode yang cocok adalah metode saling menghargai setiap pilihan individu dan keterbukaan dalam ruang belajar sehingga kemampuan berfikir dapat berkembang sesuai potensi dalam diri individu.

Adapun pendapat para tokoh mengenai filsafat pendidikan eksistensialisme adalah sebagai berikut:

1. Jean Paul Sartre: Pemikiran Sartre dalam dunia pendidikan eksistensialisme adalah bertumpu ada kebebasan manusia atau dengan kata lain setiap peserta didik akan menjadi peserta didik yang independen. Dengan adanya kebebasan ini, maka setiap peserta didik bisa memandang banyak jalan. Simpelnya, jika jalan yang satu buntu, maka bisa memilih jalan lain untuk mencapai tujuannya.

2. Soren Kierkegaard: Pemikiran Soren dalam dunia pendidikan eksistensialisme adalah individualistik. Dalam pemikirannya dia menolak adanya pendidikan kejuruan, karena hal itu bisa menyebabkan hilangnya kebebasan dari setiap peserta didik. Simpelnya, dengan adanya pendidikan kejuruan ini setiap peserta didik hanya memungkinkan untuk berjalan pada satu jalan untuk menggapai tujuannya.

3. Martin Heidegger: Pemikiran Heidegger adalah tentang keberadaan manusia dan bagaimana cara manusia itu ada. Artinya, kebebasan yang dimiliki oleh manusia akan menunjukkan keberadaannya atau eksistensinya, sekalipun kebebasan yang dimiliki manusia memiliki konsekuensi tersendiri.

4. Karl Jasper: Pemikiran Jasper tentang eksistensialisme lebih bertumpu pada ranah social. Baginya eksistensi itu akan diperoleh selama manusia itu bisa bersosial. Artinya eksistensi juga membutuhkan pengakuan.

5. Gabril Marcel: Menurut marcel eksistensialisme atau eksistensi itu bukan tentang manusia sebagai objektivitas, tapi manusi sebagai subjektivitas. Baginya eksistensi adalah semua situasi kongkrit manusia sebagai subjek dalam dunia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun