Mohon tunggu...
Andin Alfigenk AnsyarullahNaim
Andin Alfigenk AnsyarullahNaim Mohon Tunggu... Administrasi - biasa saja

orang biasa saja, biasa saja,,,

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jejak Kaki Islam di Hulu Sungai Tanah Banjar

17 September 2017   08:57 Diperbarui: 31 Januari 2019   13:10 4563
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokument pribadi dengan google

Desa barabai berkembang setelah sebuah perusahaan asing mendirikan gudang di pinggir sungai barabai, yang kemudian hari menjadi desa barabai, barabai dijadikan ibukota distrik yang membawahi batang alai dan labuan amas, sebelumnya ibukota traditional adalah di palajua,

Desa palajau cukup luas dari kampung Manjang disaat ini, sampai kampung pandawan, sampai kampung pajukungan, dengan ciri-ciri penyebutan karamat berasal dari mesjid karamat palajau, seperti karamat rasau, karamat manjang, dan pasar serta terminal karamat. keluarga palajau memanjang dari anak kampungnya yaitu kampung manjang, kampung matang ginalun, kampung matang birik, kampung palas, kampung rasau, kampung banua sapanggal.

gelar kiai adalah gelar sebuah jabatan setingkat camat, yang membawahi beberapa loerah dan pambangkal, artinya itu sebuah jabatan aristorat yang feodal yang berdasarkan pertalian darah, tidak mungkin dijaman itu memberikan kekuasaan apalagi setingkat kiai dan tumenggung kepada orang asing yang tiba-tiba datang entah dari mana, ini sangat tidak masuk akal dan terlalu dipaksakan.

jika kiai dipasanta disebutkan sebagai anak diponegoro maka akan sangat rentan kritikan, karena dipasanta diperkirakan lebih tua atau seumur dengan diponegoro, ada juga pendapat dipasanta disebut-sebut anak oleh dipa atau pardi, kemudian dipa/ diinterprestasikan sebagai dipanegoro maka menurut saya itu terlalu lemah, selain itu nama dipa juga bukanlah nama asing banyak digunakan oleh beberapa orang pada jaman itu, sebagai contoh salah satu saudara dari ki demang yudha negara (nama asli Dirja) dipalajau bernama dipa.

kiai dipasanta diperkirakan seumur atau sejaman dengan kiai martapati itu berarti kehidupan beliau berkisar diakhir abad ke 18 dan awal abad ke 19.

hepotesa saya adalah bahwa tumenggung kiai arya dipasanta (kiai dipasanta) merupakan masih keluarga dari andin rama di palajau. Hal ini adalah yang paling logis yang berdasar bahwa kiai dipasanta memang menjadi seorang kiai dari anak sungai barabai di desa bukat yang saat ini yang bersebelahan dengan kampung kadi. Anak sungai tersebut berjarak tidak jauh dari desa pajukungan dan hampir mati. Didalam anak sungai tersebut itu terdapat banyak kampung yang masih ada hingga sekarang seperti kampung kayu bawang.

Haji Abdurrahmah di Kampung Kambat Jatuh

Haji Abdurahman tidak lah seterkenal yang lainnya, tapi beliau merupakan leluhur banyak ulama besar di barabai.

Sebuah kitab tidak berjudul yang berangkat tahun 1931 M yang disusun oleh haji Abdul Rasyid Amuntai (pendiri sekolah arab Arrasyidiah) menuliskan nama Haji Abdurahman yang bertempat tinggal di kambat Jatuh. Memang Haji Abdurahman merupakan mertua beliau sendiri.

Haji Abdurahman merupakan tokoh ulama besar di jamannya, ayah beliau seorang ulama yang menjabat penghulu bernama penghulu yudha lelana, seorang tokoh perang banjar pemimpin baraatib baamal di desa Jatuh, menurut kabar beliau mempunyai banyak saudara tapi yang dapat diingat hanya dua sahaja, yaitu abdul Hamid dan abdurahhim. Belanda melakukan politik pecah belah dengan mengangkat keturunan abdul hamid menjadi perangkat pemerintahan, kisah perpecahan keturunan penghulu yudha lelana ini merupakan sebuah drama yang sering pula terjadi pada beberapa keluarga lain. penghulu yudha lelana dikatatan juga mempunyai silsilah keturunan dari utusan demak dan para andin.

Haji abdurahman mengajukan permohonan pembentukan majelis ta'lim pada pemerintahan provinsi di amuntai tahun 1875 dan tetap bertahan hingga saat ini.[12]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun