Mohon tunggu...
Alfianto Widiono
Alfianto Widiono Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Mahasiswa FKUI'19

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Isu Kedokteran: Kontrasepsi

19 Agustus 2019   19:28 Diperbarui: 19 Agustus 2019   19:55 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Pada dasarnya, ada dua jenis spiral, yakni spiral tembaga dan juga spiral hormonal. Di dalam rahim, tembaga bertindak sebagai spermisida; tembaga akan menghancurkan sperma sehingga tidak dapat menyatu dengan telur fertil dengan cara meningkatkan kadar ion tembaga, prostaglandin, dan sel darah putih yang ada di dalam cairan rahim.[7] 

Spiral tembaga juga dapat dipakai untuk waktu yang lebih lama, yakni sekitar 10 tahun.[8] Karena waktu pemakaiannya yang lama inilah banyak yang memilih untuk menggunakan spiral tembaga sebagai alat kontrasepsi mereka. Namun begitu, kekurangan dari spiral tembaga, yakni menyebabkan pendarahan pada saat menstruasi menjadi lebih banyak.[7] 

Sementara itu, spiral hormonal bekerja dengan cara melepaskan hormon progestin ke dalam rahim sehingga rahim tidak dapat dihuni oleh sperma.[9] Apabila dibandingkan dengan spiral tembaga, waktu pakai spiral hormonal lebih cepat, hanya sekitar 5 tahun. 

Selain itu, kebalikan dari spiral tembaga, spiral hormonal justru dapat menyebabkan pendarahan pada saat menstruasi lebih sedikit. Hal ini disebabkan karena hormon progestin yang dilepaskan juga dapat menipiskan dinding endometrium sehingga dinding yang meluruh pun lebih sedikit, begitu pula dengan darah yang dikeluarkan.[9]

Penggunaan alat kontrasepsi berupa spiral sendiri menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat. Kebanyakan wanita memilih untuk menggunakan spiral karena kemanjurannya untuk mencegah kehamilan. 

Pada tahun pertama pemakaian, tingkat kegagalan dari spiral tembaga sebesar 0,8% sedangkan untuk spiral hormonal tingkat kegagalannya lebih kecil, yakni 0,2%.[10] Spiral tembaga juga dapat dimanfaatkan sebagai alat kontrasepsi darurat. 

Apabila terjadi persenggamaan yang tidak direncanakan dan tidak dengan menggunakan alat kontrasepsi berupa kondom, lantas sang wanita tidak menggunakan alat kontrasepsi sebelumnya maka dalam jangka waktu 5 hari ia dapat menggunakan spiral tembaga untuk mencegah kehamilan.[11] Tidak hanya itu, spiral juga dianggap cocok untuk mayoritas wanita, baik mereka yang belum pernah melahirkan ataupun yang sudah melahirkan. 

Pada wanita yang sudah melahirkan, spiral dapat dipasang bahkan 10 menit setelah proses persalinan selesai.[12] Di sisi lain, penggunaan spiral juga menimbulkan kontroversi karena adanya mitos bahwa penggunaan spiral untuk jangka waktu yang lama dapat menyebabkan turunnya fertilitas wanita. Setelah spiral dilepas, ada yang beranggapan bahwa seorang wanita akan mengalami kesulitan untuk hamil.

Adapun mitos tersebut tidaklah benar. Meskipun digunakan dalam jangka waktu yang cukup panjang, pelepasan spiral, baik spiral tembaga maupun spiral hormonal, akan mengakibatkan fertilitas wanita kembali ke keadaan normal. Berdasarkan dua buah studi yang dilakukan pada tahun 2017, dari 14.884 wanita yang berhenti menggunakan spiral, 83,1% di antara mereka langsung mengalami kehamilan dalam kurun waktu 12 bulan setelah melepaskan spiral mereka.[10] 

Persentase itu, meskipun lebih rendah, tidak jauh berbeda dengan penelitian yang dilakukan di Malaysia pada tahun 1994. Dari 380 wanita yang melepaskan spiral yang digunakannya, sekitar 90% kembali hamil dalam waktu 12 bulan setelah spiral dilepaskan.[13]  Hal ini membuktikan bahwa spiral sendiri tidak akan menyebabkan infertilitas. 

Spiral juga tidak membuat wanita lebih sulit hamil. Bahkan, dapat dikatakan bahwa spiral memberikan hasil yang begitu efisien yang dapat kita sandingkan dengan hasil dari vasektomi maupun tubektomi, namun dengan harga yang jauh lebih murah serta tidak bersifat untuk selamanya.[14]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun