(Yaitu mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan shalat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka.)
Ayat ini menguraikan tiga ciri utama orang bertakwa: (1) Beriman kepada yang gaib, seperti Allah, malaikat, hari kiamat, dan takdir, yang menunjukkan kekuatan iman meskipun tidak melihat secara langsung; (2) Menegakkan shalat sebagai wujud ketaatan kepada Allah dan menjaga hubungan spiritual; (3) Menginfakkan harta di jalan Allah, yang mencerminkan kepedulian sosial dan pengendalian diri terhadap harta duniawi. Taqwa dalam ayat ini adalah perpaduan antara keimanan yang kokoh, ibadah yang konsisten, dan akhlak mulia dalam kehidupan bermasyarakat.
Tafsir Al-Misbah (M. Quraish Shihab) menekankan Gaib di sini mencakup kepercayaan kepada Allah, malaikat, surga, neraka, dan hal-hal yang tidak terlihat secara inderawi.
Ayat 4: وَٱلَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِمَآ أُنزِلَ إِلَيْكَ وَمَآ أُنزِلَ مِن قَبْلِكَ وَبِٱلْـَٔاخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ
(Dan mereka yang beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu (Al-Qur’an) dan apa yang diturunkan sebelum kamu, serta mereka yakin akan adanya akhirat.)
Dalam Ayat ini Allah menjelaskan bahwa sifat-sifat orang bertakwa, yaitu keimanan kepada seluruh kitab suci yang diturunkan Allah, baik Al-Qur’an maupun kitab-kitab sebelumnya, serta keyakinan penuh terhadap kehidupan akhirat. Taqwa di sini tercermin dari sikap menerima ajaran Allah secara menyeluruh tanpa memilih-milih dan mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat melalui perbuatan yang sesuai dengan syariat.
Tafsir Al-Jalalayn mengatakan bahwa orang orang yang bertaqwa Keimanan mereka bersifat menyeluruh, tidak hanya kepada wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad, tetapi juga nabi-nabi sebelumnya.
Ayat 5: أُو۟لَـٰٓئِكَ عَلَىٰ هُدًى مِّن رَّبِّهِمْ ۖ وَأُو۟لَـٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ
(Mereka itulah yang mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.)
Orang-orang bertakwa yang memenuhi kriteria tersebut akan memperoleh petunjuk dari Allah dan meraih keberuntungan sejati, yaitu kebahagiaan di dunia dan keselamatan di akhirat. Taqwa menjadi kunci untuk mendapatkan hidayah dan keberhasilan hidup, karena ia menjaga seorang Muslim dari kesesatan dan pelanggaran terhadap perintah Allah.
Tafsir Ibnu Katsir memberikan penjelasan bahwa Mereka akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat. “Hidayah” di sini adalah petunjuk dari Allah yang bersifat khusus, yang mengantarkan kepada iman dan amal saleh.