Bagi banyak orang kehidupan menjadi diri sendiri itu dimulai dari jam 6 sore s/d tidur, setelah lelah bekerja - beraktifitas menerjang terik panasnya mentari, beristirahat - merebahkan badan - bercengkrama tentang kejadian hari ini. Tapi kadang orang juga lupa, kalau ada sebagian darinya menjadikan malam sebagai orang lain, mengais rezeki dalam hiruk serta sunyinya kelam hingga larut tenggelam menanti terbitnya matahari.
Foto ini adalah satu dari banyaknya potret kehidupan manusia, hidup dari waktu ke waktu, dan selalu menanggalkan kisahnya sendiri. Belakangan ini lagi ramai isu pemerintah berikut juga kebijakannya. Ekonomi anjlok, komunikasi publik bobrok, dikritik dibilang "Ndasmu!", didiemin malah bikin makin gemes. Yah mau begimana lagi, rezim saat ini punya segalanya, dipegang dan dikontrol pula semua instrumennya.
Bagi saya pribadi, menjalani kehidupan di negeri ini memang seru, semua adalah tentang persepsi - tentang upaya untuk meninggalkan legacy - tentang upaya untuk tetap dan terus bertahan menjalani hidup. Walaupun akan selalu ada pertanyaan yang mana yang baik - mana yang buruk, mana yang lebih dulu - mana yang nanti dulu. Begitulah hidup dengan segala tafsiran-tafsirannya.
Kalau kata Adimas Immanuel dalam postingannya : "Sayangnya hidup itu cuma sekali, bukan juga simulasi, nggak bisa diwakili, dan harus terus dijalani."
Sekian.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI