Tak Jauh dari Telaga Biru kami pun sampai di Jembatan Rawa Gayonggong. Ya selain Telaga Biru, Rawa gayonggong juga menjadi spot andalahan saat melakukan pendakian gunung Pangrango, bukan tanpa alasan dari sinilah view Gunung Pangrango terlihat dengan megahnya.
Inilah spot yang sering saya lihat di youtube ketika mereview pendakian Gunung Pangrango, akhirnya sampai juga saya di sini hihih. Gayonggong sendiri merupakan jenis rumput yang sering tumbuh liar di area rawa, sepanjang jembatan ini banyak tersaji gayonggong.
06.41 kami sampai di persimpangan Panyangcangan yang dimana disinilah terdapat jalan menuju  wisata Curug Cibeureum. Mulai dari pos persimpangan Panyangcangan track pendakian sudah mulai menanjak, ya kita akan memulai pendakian yang sesungguhnya.
Masih ditemani bebatuan sepanjang track pendakian, Pangrango memang spesial dengan jalur batunya yang tak kunjung habis, sepanjang mata memandang hanya batu, batu dan batu. Namun setelah dari persimpangan Panyancangan kami pun mulai menemui air, ya hampir sepanjang jalan track yang kami lewati tergenang air. Hal yang lumrah, pangrango sendiri memiliki stok air yang sangat banyak, entah dari Curug yang tersedia ataupun dari intensitas hujan yang menyediakan stok air yang banyak.
Pendakian yang kami lakukan cenderung santai apalagi hanya saya dan Jere sepanjnag track, kami betul-betul menikmati suasana alam yang tenang apalagi ditambah suara air yang begitu menenangkan. Kurang lebih 30 menit berjalan, kami pun sampai di Pos Rawa Denok 1 pukul 07.09, disini kami menemukan banyak pohon tumbang bahkan beberapa menutup jalur sehingga kami harus mencari alternatif jalur lain ataupun berusaha melewatinya dengan susah payah.
Rawa Denok 1 menuju Rawa Denok 2 tidaklah terlalu jauh kurang lebih 15 menit kami sampai di Rawa Deno 2 pukul 07.25.