Mohon tunggu...
Alfiana rafsanjani
Alfiana rafsanjani Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

ان الله معنا🌷

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Kronologi Opramtara 32 Part 3

3 Desember 2019   13:42 Diperbarui: 3 Desember 2019   15:19 3
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari pos 3 ke pos 4 kami mualai mengenakan jas hujan kelelawar , hujan intensitas tinggi mulai mengguyur perkebunan apel warga setempat . Kami tetap berjalan bersamaan dengan diujinya packing basah tas carrier kami . Beberapa dari kami ada yang selamat, iya sebagian.  Sangat menyenangkan jelajah sambil hujan hujanan ditambah dengan rasa pertemanan antar kawan , perjalanan menjadi Kian tak terasa , tapak demi tapak mulai terasa berat seiring jejak yang kian banyak. 

Hingga tak terasa trek yang kami lalui semakin tinggi dan pos sudah selesai dilewati , sulitnya akses turun memperlambat waktu kami .ditambah dengan hujan yang semakin membuat tanah menjadi tak nyaman untuk diinjak . Satu persatu dari kami turun menggunakan tali yang dikaitkan di pohon . Sebelum badan kami turun , tas cariier tak memungkinkan tuk dibawa, solusinya kami harus menggelindingkannya ke bawah . Memang sulit untuk turun , rawan jatuh terperosok karna tanah yang licin. Dengan hati hati sampailah kami semua di bawah.

Di bawah kami diinstruksikan untuk bersih diri dan sholat ashar. Inilah yang kutunggu. bajuku benar benar tak enak dipakai , keringat bercampur lumpur dan hujan seharian ku pakai. Sore itu sungai bedengan atas tak terasa dingin lagi bagi kami , mungkin karena seharian terbiasa memakai baju basah . 

Semuanya serba kotor , dari baju sepatu sampai tas carrier , yang awalnya sungai bersih bening seketika kotor oleh lumpur yang kami bawa. Setelah mencuci pakaian , kami tidak sholat di musholla atau masjid. Kami sholat beralaskan batu yang berjejejran di pinggir sungai bedengan. Kami pilih yang benar benar pipih dan suci untuk tempat sujud sementara . Pengalaman
baru

Sesekali kami diberi kesempatan untuk makan roti yang kami bawa , makanan sederhanapun  terasa nikmat walau lapar. Ada satu kelompom yang makan roti pakai telur mentah karena telur nya pecah didalam yas carrier , sambil menahan muntah , akhirnya tertelan juga oleh perut kosong ini

Aku kira setelah melewati pos pos yang ada kami langsung mendirikan bivak dan istirahat,ternyata belum , kami ditujukan kepada sebuah bukit di daerah bedengan. Seketika pasukan diambil alih dan diinformasikan bahwa  ada 2 orang sepasang petani mengalami kendala diperbukitan dan kami , calon tamu racana yang sudah sedikit diajari ilmu tentang sar dan e-sar diminta untuk menemukan dan mengevakuai korban. Karena darurat kami langsung dibagi menjadi beberapa tim dan mulai proses rescue.

Setelah menebas dan menebas beberapa menit , kelompok lain menyampaikan bahwa korban sudah ditemukan . Sedangkan yang lain mengevakuasi korban saya dan kak roni diberi tugas oleh komandan membuka rute jalan evakusi korban. Proses evakuasi korban berjalan sangat lama , karena medan yang curam dan ditambah korban evakusi yang sulit berjalan membuat kami kewalahan. Setelah sampai bawah , korban diambil alih oleh tim medis dewan racana , dan kami tamu racana siap melaksanakan tugas yang lainnya .

Setelah itu kami diarahkan kepada bumi perkemahan dimana kami akan tinggal. Fauzan selaku ketua angkatan mulai membagi tugas dari menyiapkan api unggun , memasak makanan makan malam , dan ada sebagian yang mendirikan bivak . Jam 8 malam kami sudah bersih diri , makan malam dan istirahat di tenda. Namun bivak kami gagal berdiri sempurna , tidak cukup untuk semua anggota calon tamu racana. Akhirnya kami tidur dengan posisi duduk bersama sambil memegangi tiang tongkat yang akan jatuh.

Malam itu ketika di tengah tengah  istirahat , kamj dibangunkan , lagi lagi oleh timdis jam 12 malam lebih . Seperti orang bingung , bangun tidur langsung dinstruksika n untuk barbaris. Kami diberi waktu hanya beberapa menit untuk ganti baju dan memasukkan semua barang yang digunakan malam itu ke dalam tas carrier. 

Ternyata malam itu kami melanjutkan ke pos pos yang telah ditentukan. malam malam ditemanj tim dis kami mulai menuju pos melewati sungai , dengan jongkok pula. Stay positiv. Penglihatan kami hanya terbatas , sath reka dibatasi hanya 2 headlamp . Tiba kami di pos bayangan dimana harus menyanyi dan menari lagu opramtara. Sempat senyum sedikit walau sebentar.

Ditemani gerimis malam itu , kami sampai di pos satu , kak jauzi yang menghandle . Baru saja kami datang ditanya olehnya "dingin ? Kami jawab " siap iya kak ," ambil posisi push up katanya . Tak tau apa yang dipikirkannya. Di pos satu kami disarankan untuk lembali menata niat , menghafal pancasila sebagai dasar idelologi suatu bangsa yaitu negara kesatuan Republik indonesia.  Setelah mendapat nasehat dan wejangan , kami melanjutkan perjalanan , dengan syarat berjalan tidak boleh berdiri sambil berteriak " aku adalah pramuka , pramuka adalah aku" kami melakukan itu semua hanya sampai batas penglihatan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun