Menulis pengalaman pribadi bukankah sama artinya kita sedang bercerita? Membagikan pengalaman yang mungkin bermanfaat bagi orang lain. Apakah sulit bercerita pengalaman?Â
Tentu saja tidak karena kita sendiri yang mengalami. Maka menuangkan pengalaman hidup kedalam sebuah artikel itu merupakan pilihan yang menarik untuk dilakukan.
Tapi eits, bukan berarti menuliskan pengalaman pribadi itu ecek-ecek. Artikel itu tetaplah bisa menjadi sebuah artikel yang berbobot. Apa kelebihannya?Â
Pertama, informasi yang disajikan merupakan informasi yang akurat karena mengusung pengalaman pribadi penulisnya.Â
Kedua, ada unsur keakraban antara penulis dan pembaca. Apalagi jika kita menulis di ruang yang memungkinkan terjadinya interaksi antara pembaca dan penulis seperti blog Kompasiana.Â
Catatannya, kita hanya perlu berhati-hati untuk tidak menjadi terkesan sombong dalam bercerita tentang pengalaman pribadi. Maka menulis juga adalah sarana untuk belajar andhap asor (kerendah hatian).Â
Ketiga, terkandung nilai kualitas. Maksud saya begini, mereka yang memang terjun di pekerjaan menulis tentang serba-serbi dunia kerja. Mereka yang jago perbankan berbagi tentang berbagai kiat mengenai dunia perbankan.
Mereka yang ahli dibidang kesehatan juga menulis mengenai berbagai pengetahuan seputar kesehatan. Semua menulis tentang sesuatu yang memang menjadi keahiannya. Disitulah letak kualitas yang saya maksud.
***
Jadi, masihkah anda bingung mau menulis apa? Silakan gali saja seputar hobi dan pengalaman. Ada banyak potensi tulisan yang menarik untuk disaksikan, unik untuk diketahui pembaca, serta tetap menyuguhkan kualitas untuk menambah wawasan. Terakhir tinggal mengemasnya menjadi sajian artikel yang sayang untuk dilewatkan. Selamat menulis. Semoga bermanfaat.