Mohon tunggu...
Meirri Alfianto
Meirri Alfianto Mohon Tunggu... Insinyur - Seorang Ayah yang memaknai hidup adalah kesempatan untuk berbagi

Ajining diri dumunung aneng lathi (kualitas diri seseorang tercermin melalui ucapannya). Saya orang teknik yang cinta dengan dunia literasi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Begini Cerita Bagaimana BPJS Membantu Kelahiran Anak Saya

26 Juni 2021   08:00 Diperbarui: 26 Juni 2021   08:08 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kelahiran bayi. Gambar: Cynthia_groth dari Pixabay

BPJS kesehatan merupakan jaminan kesehatan yang diberikan oleh pemerintah agar semua warga negara dapat mengakses fasilitas kesehatan dengan biaya yang terjangkau. Tak dapat dipungkiri, biaya kesehatan semakin tahun semakin mahal. Bila takada intervensi pemerintah, biaya ini semakin tidak terjangkau. Khususnya bagi masyarakat yang kurang mampu.

Pengalaman saya sendiri selama menggunakan BPJS kesehatan saya merasa amat terbantu. Untuk biaya periksa dokter di klinik misalnya, saya sudah tidak perlu mengeluarkan sepeserpun uang. Tentunya bila pemeriksaan dilakukan di faskes pertama. Lumayan lho, biaya sekali periksa ke dokter itu kalau menggunakan biaya pribadi berkisar 100.000 rupiah. Meskipun sakitnya hanya meriang, flu, ataupun batuk.

Tidak hanya saya dan istri, pada saat anak kami beberapa kali masuk IGD (Instalasi Gawat Darurat) rumah sakit karena demam tinggi, kami dibebaskan dari segala biaya. Pelayanannya pun prima. Sama sekali tidak bertele-tele. Petugas administrasi rumah sakit langsung bertanya, untuk biayanya mau pribadi atau BPJS. Pelayanan seperti ini tentu saja sangat membantu pasien beserta keluarga.

Oiya, kami sekeluarga terdaftar sebagai peserta BPJS kesehatan dari perusahaan. Pemerintah memang mewajibkan seluruh perusahaan mendaftarkan karyawannya sebagai peserta BPJS kesehatan. Iuran BPJS kesehatan ditanggung oleh kedua belah pihak baik pekerja dan perusahaan. Pekerja dibebankan iuran sebesar 1 persen dari gaji. Iuran ini biasanya memotong gaji bulanan. Sedangkan perusahaan dibebankan 4 persen. Diluar instansi pemerintah dan swasta, masyarakat bisa mendaftar BPJS secara mandiri. Menjadi peserta mandiri berarti membayar iuran bulanan sendiri setiap bulan yang besarannya sudah diatur.

Momen yang masih sangat terekam adalah saat kelahiran anak kami tiga tahun yang lalu. Anda mungkin tahu bahwa biaya lahiran di rumah sakit itu sangat besar. Jangankan lahiran secara operasi caesar, untuk proses kelahiran normal saja biayanya sudah besar. Beberapa bulan sebelum lahiran, saya sempat melakukan survei besaran biaya lahiran di beberapa rumah sakit di Kota Solo lantaran kami memutuskan untuk lahiran di kampung halaman. Kami cukup surprise dengan besaran biayanya. Untuk kelahiran normal di kelas terendah saja paling murah diatas 10 juta. Jangan tanya biaya caesar ya. Diatas 20 juta. Ya sudahlah, kami mulai mencicil menabung sebagai persiapan biaya kelahiran anak.

Ketika istri saya sudah mulai menunjukkan tanda-tanda lahiran, kami cepat-cepat membawanya ke rumah sakit. Waktu itu pukul 3 sore tanggal 2 Juni 2018. Setibanya di rumah sakit istri saya dinyatakan sudah bukaan 2. Waktu itu tim medis menyatakan bahwa istri bisa melahirkan secara normal. Untuk biaya tidak bisa menggunakan BPJS. Jadi harus mandiri. Oiya bagi yang belum tahu, untuk kelahiran sebenarnya tidak masuk kedalam jaminan yang bisa dicover oleh BPJS kesehatan. Tetapi ada pengecualiannya, yakni bagi ibu yang memiliki indikasi gangguan penyakit yang dapat membahayakan proses kelahiran. Untuk hal ini, dokterlah yang menentukan. Makanya bagi yang lahiran secara caesar banyak yang ditanggung oleh BPJS karena adanya indikasi gangguan kesehatan. Kecuali kalau memang sang ibu sengaja ingin lahiran secara caesar, maka biayanya ditanggung sendiri.

Baiklah saya akan lanjutkan cerita kelahiran anak kami. Pukul 4 sore, istri saya dibawa ke laboratorium untuk diperiksa. Disitulah kemudian diketahui bahwa terdapat protein didalam urin. Oleh dokter, hal ini dianggap sebagai sebuah indikasi. Maka selanjutnya diputuskan bahwa kami dapat menggunakan BPJS kesehatan yang kami punya. Kami merasa bahwa ini adalah keajaiban. Sungguh pertolongan Tuhan. Istri dapat menggunakan BPJS walaupun lahiran secara normal. Singkat cerita, anak kami lahir pada pukul 00.50 di tanggal 3 Juni 2018. Lengkaplah sudah kebahagiaan kami.

BPJS kesehatan tak berhenti membantu kami sampai disitu. Beberapa hari sebelum kelahiran, saya sudah mendaftarkan calon anak kami sebagai peserta BPJS kesehatan. Mohon ini dicatat bagi calon ayah ya. Anda bisa mendaftarkan anak anda sebagai peserta BPJS kesehatan sejak dalam kandungan. Sekalipun belum memiliki nama. Dalam BPJS nanti akan tertulis : Anak dari Ny... (nama istri anda). Disinilah kemudian manfaat berikutnya. Karena sudah terdaftar sebagai peserta BPJS maka biaya perawatan bayi kami selama di rumah sakit bisa nol alias gratis. Kami tidak membayar sepeserpun biaya rumah sakit baik untuk proses lahiran maupun perawatan biaya.

Itulah sekelumit kisah bagaimana BPJS kesehatan membantu kelahiran anak pertama kami. Kami sungguh sangat terbantu dengan hadirnya BPJS kesehatan. Oleh karena itu kami ingin menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada BPJS kesehatan untuk pelayanannya. Sekalipun banyak suara-suara negatif berdengung, nyatanya BPJS sangat membantu jutaan orang Indonesia untuk bisa mengakses layanan kesehatan yang terjangkau.

Sekian kisah dari kami. Barangkali bisa memberikan manfaat bagi keluarga kecil yang hendak menantikan kelahiran buah hati.

Salam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun