Ibadah usai. Sudah menjadi kebiasaan setiap akhir ibadah Natal saling berjabat tangan sambil mengucapkan selamat Natal. Seluruh majelis dan penatua gerejawi turun. Tak terkecuali Pak Pendeta muda. Ia tampak dihampiri seorang wanita berambut panjang yang kemudian memeluknya. Seorang jemaat berbisik pada jemaat yang lain "Wah pak pendeta kita romantis sekali ya sama istrinya".
Yang lainnya menyahut, "Pengantin baru. Cocok. Bu pendeta itu juga sangat aktif berkegiatan"
Sama seperti jemaat-jemaat yang lain, akupun menghampiri pak Pendeta untuk mengucapkan salam selamat Natal. Semakin mendekat, aku merasa istri pendeta itu makin tidak asing. Aku berjalan pelan, seperti ada yang menahan kakiku. Masih dari jauh aku melihat pandeta dan istrinya tampak sangat bahagia. Dengan ramah menyambut jabat tangan dari para jemaat. Aku makin ragu untuk melanjutkan langkah. Semakin dekat, semakin terlihat jelas. Tak salah lagi. Itu memang kamu. Wanita yang pergi dariku dengan alasan keyakinan.
Aku tak kuat. Lalu segera pergi.
Â