Mohon tunggu...
Meirri Alfianto
Meirri Alfianto Mohon Tunggu... Insinyur - Seorang Ayah yang memaknai hidup adalah kesempatan untuk berbagi

Ajining diri dumunung aneng lathi (kualitas diri seseorang tercermin melalui ucapannya). Saya orang teknik yang cinta dengan dunia literasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

5 Manfaat Bawa Bekal dalam Perjalanan

8 November 2020   08:00 Diperbarui: 8 November 2020   08:01 458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bekal untuk perjalanan. Gambar: Okezone.com

Harga makanan di perjalanan mahal? Ah, itu sudah menjadi rahasia umum. Ketika anda bepergian dengan kereta, pesawat, kapal laut, atau bus biasanya memang harga makanan disana cenderung lebih mahal. Mengapa ya? Dulu saya juga sering bertanya-tanya demikian. Padahal barang yang dijual sama. Untungnya berlipat-lipat dong? Nanti dulu. Bisa jadi untung banyak, bisa juga tidak. Setidaknya ada 3 (tiga) alasan mengapa mahal. 

Pertama, mereka membayar sewa dan pajak tempat yang mahal. Jualan makanan di bandara tak mungkin kan harga sewanya sama seperti kaki lima. Nanti PT Angkasa Pura nya teriak rugi. Kalau sudah begini, caranya untung ya cuma dengan menaikkan harga yang "relevan" demi kelangsungan bisnis pemilik usaha. 

Kedua, mereka tidak mencari langganan. Ya iyalah, namanya penumpang. Tentu saja hanya sekali dua kali datang. Tidak akan setiap kali datang. Jadi pemilik usaha tidak kuatir dicap mahal. Toh pembelinya memang tidak datang lagi.

Ketiga, produk mereka akan tetap dibeli. Lho kok bisa? Ayo coba anda naik kapal dari satu pulau ke pulau lain. Kelaparan di tengah laut apa nggak pop mie seharga Rp 20.000 tetap dibeli? Masih beruntung Rp 20.000. Kadang-kadang ada yang jual Rp 30.000. Untung banyak? Pasti. Ya itu tadi, karena tidak ada pilihan lain. Pasti tetap akan dibeli. Istilah kerennya "kepepet". Alamak, terpaksa deh.. Sudah begitu, beli air minum kemasan juga mahal. Air kemasan botol sedang yang biasanya dijual Rp 4.000 jadi Rp 10.000. Itu kalau beruntung. Yang nggak beruntung bisa sampai Rp 15.000. Ibarat sudah jatuh tertimpa tangga terus ditinggal pacar kawin..

Sekali dua kali mungkin masih oke lah. Apalagi kalau masih lajang dan bepergian sendirian. Atau berdua bersama pacar. Jajan di perjalanan masih jadi opsi. Yang namanya cowok malu dong kalau dianggap kere. Tahu-tahu pokoknya tabungan habis aja.. Eh..eh..,lho kok jadi kesana. Tidak-tidak, salah fokus. Masalah harga diri cowok pada saat pacaran itu akan dibuatkan artikel khusus. Kita kembali ke topik. Kalau sudah lebih dari dua kali jajan dalam perjalanan, pasti mulai mikir-mikir. Sudah punya keluarga, saya jamin anda tobat. Lha, dalam satu kompi (baca: keluarga) pasukannya banyak apa nggak bikin kantong jebol kalau jajan di kereta atau pesawat? Saya jadi berandai-andai. Pulang kampung naik kereta. Jumlah anggota keluarga 4 orang. Beli nasi goreng per porsi dibanderol Rp 30.000. Dikalikan 4 berarti sudah Rp 120.000. Beli minum putih kemasan Rp 10.000. Jadi total Rp 160.000. Itu sekali jajan. Bandingkan dengan apabila membawa bekal sendiri. Dengan jumlah yang sama, rasanya bisa untuk 2 (dua) kali makan. Lauknya ayam lagi. Ditambah telor. Plus es teh manis. Plus masakan mama yang terkenal lezat. Dan plus-plus lainnya.

Jadi, kesimpulannya lebih baik bawa bekal sendiri dari rumah ketika hendak bepergian baik dengan transportasi umum maupun mobil pribadi. Setuju?

Mari kita lihat keuntungannya.

1. Hemat.

Sudah pasti. Itulah tujuan artikel ini dibuat. Sehemat-hematnya jajan di perjalanan tetap lebih hemat bawa bekal. Apalagi kalau yang ngitung harganya pakai perasaan. Duh, seporsi pecel lele bisa dihargai sama dengan seekor kepiting bakar di pantai Baron, Gunung Kidul. Uangnya bisa dihemat untuk hal lain. Ngasih angpao buat ponakan misalnya. Atau buat nonton bioskop yang sebentar lagi dibuka...

2. Bisa pilih menu sesuai selera.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun