Mohon tunggu...
Alfaza Fara
Alfaza Fara Mohon Tunggu... -

just simple

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Indonesian Readers Festival

4 Desember 2011   10:44 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:51 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepertinya saya termasuk orang yang kurang update tentang informasi ini. Agenda perbukuan untuk bulan ini yang saya tahu hanyalah Indonesia Book Fair. Padahal, acara Indonesian Readers Festival berada hanya selompatan dari rumah saya, tepatnya di Pasar Festival, Kuningan. Saya kurang paham kenapa panitia menyelenggarakan acara seru begini berbarengan dengan Indonesian Book Fair. Pun, hari ini, kedua acara itu sama-sama mengadakan penutupan. Saya haqqul yaqin, perhatian semua pecinta buku akan lebih tertuju pada Indonesia Book Fair, sebab di sana ada buku-buku diskon dan bursa naskah. Tentunya, teman-teman penulis tidak akan melewatkan kesempatan bertemu dan berdiskusi langsung dengan penerbit. Kembali lagi ke Indonesian Readers Festival. Awalnya, saya menyangka ini adalah acara penggemar otomotif. Yup, telinga saya mendengarnya Indonesia Riders Festival. Yang ada dalam bayangan saya hanyalah pameran produk terbaru otomotif, kendaraan-kendaraan modifikasi, dan sejumlah tips-tips keamanan berkendara. Namun, yang saya temui di tempat itu sungguh berbeda. Saat saya masuk melalui pintu di Universitas Bakrie, saya menjumpai berderet stand komunitas. Mulai dari komunitas membaca, menulis, komunitas pecinta buku, hingga penyayang hewan. Stand-stand komunitas itu menampilkan informasi komunitasnya, juga produk hasil kreatif komunitas. Di situ, saya mengunjungi stand Forum Lingkar Pena (FLP). Stand ini dijaga oleh seorang berbaju merah. Ada banner yang berisi informasi buku untuk Palestina yang diterbitkan oleh komunitas tersebut, dan informasi tentang komunitasnya. Di meja ada buku-buku karya anggotanya, sebuah buku tamu, dan informasi komunitas dalam bentuk flier berbahasa Inggris. Saya kurang paham kenapa mereka justru memberikan informasi berbahasa Inggris, bukannya memasyarakatkan Bahasa Indonesia. Mungkin pengurus-pengurusnya berharap ada bule nyasar yang berminat gabung dan belajar kepenulisan dengan mereka. Saya tidak berlama-lama di stand itu. Hanya ikut berfoto sebentar bersama teman-teman, kemudian melanjutkan ke stand-stand berikutnya. Stand yang menarik perhatian saya berikutnya adalah WWF. Mungkin kurang tepat jika saya menyebutnya "stand". Bentuknya mobil yang ditambahi atribut lain, hingga menyerupai panggung (konon, setelah saya keluar kawasan, saya baru tahu kalau itu memang kawasan anak-anak). Di panggung itu sedang ada pelatihan mewarnai dengan pensil warna Luna. Sejumlah anak-anak ada di situ, mengikuti arahan instruktur mewarnai. Persis di sebelah kanannya, ada WWF yang menjual produk-produk bergambar panda, seperti mug dan kaos. Saya melanjutkan perjalanan ke belakang. Saya menjumpai dua pohon buatan. Di pohon itu tergantung banyak buku. Sejumlah orang sibuk berfoto dengan pohon dan bukunya. Unik. Namun saya masih belum bisa menangkap maksudnya. Sekembalinya saya dari salat Ashar, saya masuk lewat pintu utama. Sedang ada pembagian buku acara dan pin. Ada satu tenda yang menarik perhatian saya. Sejumlah besar buku digelar di atas meja. Tidak ada label harga di situ. Dari panitia, saya tahu, untuk bisa membawa pulang sebuah buku yang ada di meja, kita harus menukarnya dengan buku yang kita bawa. Saya sempat tertarik dengan buku tentang salat sunnah. Tapi, saya tidak membawa buku untuk ditukar. Menjelang pulang, saya melewati alun-alun acara. Di tenda itu sedang diadakan diskusi buku. Dari seorang teman, saya tahu kalau saat penutupan akan diadakan penobatan penulis terbaik oleh komunitas Goodreads, komunitas yang mengadakan Indonesian Readers Festival. Tahun lalu, gelar penulis terbaik diraih oleh Ahmad Fuadi, penulis Negeri 5 Menara dan Ranah 3 Warna. Saya penasaran. Namun, karena hari sudah sore, saya lanjutkan langkah saya ke rumah. Acara ini sangat berpotensi menjadi acara yang sangat besar, megah, dan ditunggu segenap insan komunitas perbukuan. Tapi, sayang, waktu penyelenggaraannya sangat kurang tepat, menurut saya. Selanjutnya, saya sangat berharap acara ini diadakan di waktu yang tidak bersamaan dengan acara perbukuan lainnya, dan dengan promosi yang lebih terdengar. Saya yakin, komunitas yang berpartisipasi dan pengunjung pasti lebih banyak.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun