Ilmu merupakan suatu cara berpikir dalam menghasilkan suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan yang dapat diandalkan. Berpikirbukan satu-satunya cara dalam mendapatkan pengetahuan, demikianjuga ilmu bukan satu-satunya produk dari kegiatan berpikir. Ilmu me-rupakan produk dari proses berpikir menurut langkah-langkah tertentuyang secara umum dapat disebut sebagai berpikir ilmiah.
Berpikir ilmiah merupakan kegiatan berpikir yang memenuhi persya-ratan-persyaratan tertentu. Persyaratan tersebut pada hakikatnya mencakup dua kriteria utama yakni, pertama, berpikir ilmiah harus mempu-nyai alur jalan pikiran yang logis dan, kedua, pernyataan yang bersifatlogis tersebut harus didukung oleh fakta empiris.Â
Persyaratan pertamamengharuskan alur jalan pikiran kita untuk konsisten dengan pengeta-huan ilmiah yang telah ada sedangkan persyaratan kedua mengharuskankita untuk menerima pernyataan yang didukung oleh fakta sebagai per-nyataan yang benar secara ilmiah. Pernyataan yang telah teruji kebenar-annya ini kemudian memperkaya khasanah pengetahuan ilmiah yangdisusun secara sistematik dan kumulatif.Â
Kebenaran ilmiah ini tidaklahbersifat mutlak sebab mungkin saja pernyataan yang sekarang logis ke-mudian akan bertentangan dengan pengetahuan ilmiah baru atau per-nyataan yang sekarang didukung oleh fakta ternyata kemudianditentang oleh penemuan baru. Kebenaran ilmiah terbuka bagi koreksidan penyempurnaan.
Dari hakikat berpikir ilmiah tersebut maka kita dapat menyimpul.kan beberapa karakteristik dari ilmu. Pertama ialah bahwa ilmu mempercayai rasio sebagai alat untuk mendapatkan, pengetahuan yangbenar. Walaupun demikian maka berpikir secara rasional ini pun harusmemenuhi syarat-syarat tertentu agar sampai kepada kesimpulan yangdapat diandalkan. Untuk itu maka ilmu mempunyai karakteristik yangkedua yakni alur jalan pikiran yang logis yang konsisten dengan pengeta-huan yang telah ada.Â
Walaupun demikian maka tidak semua yang logisitu didukung fakta atau mengandung kebenaran secara empiris. Untukitu maka ilmu mensyaratkan karakteristik yang ketiga yakni pengujiansecara empiris sebagai kriteria kebenaran obyektif. Pernyataan yang di-jabarkan secara logis dan telah teruji secara empiris lalu dianggap benarsecara ilmiah dan memperkaya khazanah pengetahuan ilmiah. Walaupun demikian tidak ada jaminan bahwa pernyataan yang sekarang benarsecara ilmiah kemudian lal tidak sahih lagi. Untuk itu maka ilmu men-syaratkan karakteristik keempat yakni mekanisme yang terbuka terhadap koreksi.
Dengan demikian maka manfaat nilai yang dapat ditarik dari karakte-ristik ilmu ialah sifat rasional, logis, obyektifdan terbuka. Di sampingitu sifat kritis merupakan karakteristik yang melandasi keempat sifat ter-sebut