Mohon tunggu...
Alfarizi Tubagus
Alfarizi Tubagus Mohon Tunggu... -

Hanya mencoba menulis dan ingin berbagi.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Yang Lucu Seputar Berbahasa (Bag. 2)

19 September 2014   11:44 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:15 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbicara tentang bahasa, terutama bahasa asing, menyimpan berbagai kelucuan tersendiri. Di dalam percakapan, menurut saya seseorang dikatakan cakap berbahasa bila dia dapat menyampaikan maksudnya dengan tepat sehingga lawan bicaranya langsung mengerti, tanpa harus berpikir panjang tentang tata bahasa seperti perubahan kata kerja, atau kata sandang yang rumit belum lagi masalah gendernya seperti dalam bahasa Perancis dsb. Kadang-kadang kita berbicara dengan benar juga orang kebingungan sebagai contoh  kita menanyakan jalan kepada tukang Becak : "Bang, mohon maaf barangkali Abang tahu kalau jalan A itu di sebelah mana ya?, hasilnya pasti akan sedikit membingungkan dan akan lain bila mengatakan : "Maaf Bang, numpang tanya kalau jalan A itu di mana ya?" Saya punya teman yang pernah melanjutkan sekolah di University of Texas, Austin dan dia menceritakan pengalaman-pengalaman lucunya. Ceritanya ada orang yang pede (percaya diri) banget sebut saja namanya Pak A. Suatu ketika Pak A kedatangan tamu seorang asing, lalu dia menyambutnya dengan hangat dan berkata : "Hallo mister ..... how are you ?" Sang Tamu menjawab : "Oh I am pretty good, how about you?" Pak A : "Oh I am not too good, I think the wind come into my body and my body is not delicious now", mungkin maksudnya dia masuk angin dan saat ini kurang enak badan. Dan tak urung membuat Tamunya mengerutkan dahi. Di lain waktu dia menemui temannya yang kebetulan sedang berbicara dengan nada tinggi kepada seorang asing : "Okay Sir that's enough", katanya, lalu dia dia berkata lagi "Angry sih angry but please don't bring bring my country", katanya. Dalam kesempatan lain teman saya bercerita bahwa suatu waktu  dia janjian dengan seorang teman di suatu tempat di kota Austin, Texas, ketika dia sampai ke tempat yang dijanjikan dia melihat temannya itu berjongkok di trotoir (sidewalk) lalu teman saya bertanya : "Mengapa kamu jongkok begini?". Temannya menjawab : "Soalnya ada tanda larangan untuk berdiri", katanya sambil menunjuk ke sebuah papan tanda larangan di trotoir itu yang berbunyi "No standing any time".

Tapi enaknya kalau berbicara dengan orang asing di rumahnya (negaranya), mereka tidak pernah mentertawakan kesalahan kita paling juga kalau dia tidak mengerti akan menanyakan maksudnya apa, beda dengan di kampung sendiri akan menjadi bahan tertawaan sehingga akhirnya menyurutkan minat orang berbicara karena takut salah. Ya sudah gitu aja ceritanya. Salam. Terima kasih untuk sahabat sekolah saya waktu menyelesaikan S-2*) yang telah berbagi cerita ini pada saya. *) SMP dan SMA.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun