Mohon tunggu...
faridh elkhansa
faridh elkhansa Mohon Tunggu... Penulis - Mom Writer and MomPreneur

Menulis adalah pekerjaan keabadian

Selanjutnya

Tutup

Diary

Mustahil Bagiku, Sangat Mungkin bagi Allah

1 Juni 2022   11:33 Diperbarui: 1 Juni 2022   11:37 618
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

"Yang, Yang, liat, deh, ini beneran?" Ia sedikit histeris

Aku mengikuti arah jarinya. Kaget, berulang kali aku mengeja 7 digit itu. Mengucek mata sejenak memastikan bahwa mataku waras dan tidak salah lihat. Lagi dan lagi aku memastikan bahwa ini bukan mimpi.

"Masya Allah beneran, Ay," Aku tak kalah histeris.

" Ambil, Ay. Ambil semua!" Sambil ku goncang-goncang lengannya bersemangat. Tak terpikir olehku jangan-jangan itu uang salah alamat dan harus dikembalikan ke empunya.

Sesaat kemudian ada notifikasi di BB tua suamiku. Notifikasi itu memberitahu bahwa bonus usaha perekrutan member baru sudah ditransfer dengan nominal 1.500.000. (Perekrutan di MLM yang dulu sekali pernah diikuti suami)

Masya Allah ....
Kami lalu saling tatap dengan mata berkaca-kaca. Haru juga bahagia, seperti menemukan oase di padang pasir. Tanpa menunggu instruksi, lelakiku itu menekan tombol di mesin hingga keluarlah lembar-lembar rupiah. Gemetar tangannya menarik lembar demi lembar yang muncul di mesin ATM.

Haru? Tentu saja. Siapa tak bahagia saat dapur tak bisa mengebul kemudian ada keajaiban tuhan yang mampu merubahnya sekejap mata.

Sepanjang jalan bibir kami tak lepas dari zikrullah. Tahmid dan takbir tak terhitung berapa kali terucap. Allah. Allaaaah. Terbayang olehku jamuan yang akan dinikmati tamu kami nanti.

***


Beberapa hari sebelum keajaiban terisinya ATM, kami masih memegang selembar uang merah. Rencana uang itu memang untuk mengisi ulang segala kebutuhan dapur yang habisnya bersamaan beserta gas melon nya.
 
Uang itu memang ada di dompet lelakiku, karena sejak kelahiran Si Sulung aku nyaris tak pernah keluar rumah. Urusan belanja aku percayakan pada dia yang lebih gesit.

Selepas sholat sunnah bakda zuhur saat itu, ada seorang bapak tua dengan mata yang tak dapat melihat sempurna menghampiri lelaki yang resmi disebut sulungnya Abuya itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun