Mohon tunggu...
Alfarabi Maulana
Alfarabi Maulana Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Asal Cirebon, tapi daerah Sunda. Nulis sana-sini.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Kalimat Sederhana sebagai Bekal Meningkatkan Kualitas Kemahiran Menulis

25 September 2020   09:30 Diperbarui: 25 September 2020   09:31 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebenarnya, kita sudah tahu cara membuat tulisan yang baik di setiap tingkatan pendidikan formal di Indonesia. Tulisan yang baik yang saya maksud di sini adalah sebuah paragraf yang berisi berbagai kalimat yang disusun dan dihimpun menjadi satu kesatuan yang utuh dan membentuk suatu gagasan yang dapat diserap maknanya dengan mudah. Secara ringkas, kita dapat menyebutnya dengan tulisan yang mudah dipahami.

Yap. Indikator efektifitas adalah unsur yang saling bergandengan dengan bobot ide/gagasan dalam suatu paragraf. Alasan pernyataan saya tersebut tidak lain karena pengalaman yang saya alami atau saya dapat dari lingkungan sekitar. Kita akan mencoba menggali satu contoh sederhana. 

Sebuah karya tulis (baik fiksi atau nonfiksi) memiliki ide, alur, atau pokok pembahasan yang baik dan kualitasnya setara dengan ide milik seorang peneliti, novelis, atau pujangga profesional, namun ternyata penulis karya tersebut tidak menuangkan idenya dengan baik ke dalam bentuk kata-kata. Oleh karena para pembaca umum yang tidak memahami gagasan yang tersemat ke dalam kata-kata itu, akhirnya karya tersebut tenggelam dan menjadi sampah.

Bukankah itu salah satu bentuk kesia-siaan? Sebuah karya yang seharusnya tumbuh menjadi besar akhirnya bernasib tragis hanya karena satu kesalahan.

Yah, saya membuat masalah ini terdengar sangat besar. Sebenarnya banyak faktor yang memengaruhi keberterimaan karya tulis di masyarakat, akan tetapi faktor ini setidaknya menjadi langkah awal kita untuk memoles kemampuan menulis.

Hakikat menulis adalah kegiatan mengubah gagasan menjadi bentuk bahasa tulis. Oleh karena satuan dari bahasa tulis adalah kata dan kalimat, dan kalimat adalah satuan terkecil yang perlu kita poles dalam menulis.

Kalimat yang ideal adalah kalimat sederhana yang dapat mewakili apa yang ingin kita sampaikan. Dalam bahasa Indonesia, kalimat sederhana umumnya memiliki susunan fungsi subjek, predikat, objek, dan keterangan (SPOK). Namun, hemat saya, kalimat sederhana itu bisa lebih ringkas daripada itu. Sebagai contoh, kalimat "Ini Bapak Budi." adalah salah satu kalimat sederhana yang hanya terdiri dari fungsi subjek saja.

Kalimat sederhana tentunya tidak akan dikatakan sederhana apabila berisi kata yang berbelit dan sulit dimengerti. Peran kalimat sederhana adalah sebagai generalisasi gagasan dari sebuah paragraf. Jadi, menuliskan kalimat di awal atau akhir paragraf akan lebih baik jika kita menggunakan kalimat sederhana. Mengingat bahwa kalimat di awal atau akhir paragraf biasanya menjadi tempat bagi kalimat utama.

Kalimat sederhana juga berfungsi sebagai penjelas dan pengantar logika. Pembaca akan lebih mudah memahami inti tulisan jika penulis banyak menyajikan logika sederhana dan dapat dipahami semua orang. Dengan tulisan yang dapat dipahami dengan jelas oleh pembaca, Anda sudah dapat dikatakan memiliki peningkatan dalam kemampuan menulis.

Tentu saja penggunaan kalimat sederhana lebih bersifat kondisional. Penulis harus pandai melihat kapan dan di mana harus menggunakan kalimat sederhana. Namun juga jangan sampai terkecoh dan malah memikirkan kapan dan di mana Anda akan menggunakan kalimat sederhana, sehingga gagasan dari tulisan hilang dari pikiran Anda. Itu yang lebih berbahaya.

Semoga bermanfaat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun