Mohon tunggu...
ALFANI PUTRIMULYO
ALFANI PUTRIMULYO Mohon Tunggu... Mahasiswa - Girl who want to be a success people

Welcome to my blog!

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Konferensi Asia Afrika

10 Januari 2022   20:41 Diperbarui: 10 Januari 2022   20:50 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

KAA atau Konferensi Asia Afrika adalah konferensi tingkat internasional pertama yang diselenggarakan oleh negara-negara Asia dan Afrika untuk meningkatkan hubungan kerja sama antar negara  dan mewujudkan perdamaian dunia. Konferensi ini diselenggarakan oleh lima negara. Karena, perasaan senasib dan sepenanggungan dan kesadaran negara-negara di Asia-Afrika yang dulunya merupakan negara terjajah. 

Akhirnya KAA dilaksanakan pada tanggal 24 April 1955 di Bandung, Indonesia. Konferensi ini juga menghasilkan sepuluh prinsip yang disebut dengan Dasasila Bandung. Sebenarnya, masalah perbedaan pandangan politik menjadi hambatan berjalannya konferensi ini. Tapi hal tersebut dapat dilalui dengan menyingkirikan ego dari masing-masing perwakilan negara. Konferensi ini juga berpengaruh terhadap negara anggota.

Sebelum kita masuk ke dalam pembahasan artikel, apakah kalian pernah mendengar tentang Konferensi Asia-Afrika? Atau mungkin KAA? Kalau kalian pernah dengar,  pasti tidak akan asing lagi dengan konferensi tingkat internasional pertama di tengah masa Perang Dingin pada tahun 1947-1991.

Salah satu negara penyelenggara Konferensi Asia-Afrika adalah Indonesia. Readers pasti pada tau dong kenapa konferensi ini diikuti Indonesia bahkan Indonesia sampai menjadi salah satu penyelenggaranya? Pastinya karena sistem politik luar negeri Indonesia adalah Bebas Aktif.

Apa sih arti Politik Bebas Aktif itu? Artinya, Indonesia adalah negara yang bebas dengan tidak memihak blok manapun dan aktif dalam kegiatan dunia internasional. Salah satunya adalah kegiatan perdamaian dunia. Indonesia sering berpartisipasi dalam sebuah misi, program, perundingan, ataupun organisasi yang bertujuan menciptakan perdamaian dunia dan mempererat hubungan diplomatik (persahabatan) dengan negara lainnya. Pastinya memiliki efek positif bagi Indonesia sendiri.

Konferensi Asia-Afrika merupakan salah satu perundingan internasional yang diikuti oleh Indonesia untuk mendukung perdamaian dunia di tengah perang dingin antara Amerika Serikat dengan Uni Soviet. Artikel ini akan membahas peran KAA dalam mendukung perdamaian dunia  hingga melatarbelakangi lahirnya GNB (Gerakan Non Blok).

Konferensi Asia Afrika adalah konferensi tingkat internasional pertama yang dilakukan untuk meningkatkan kerja sama antar negara anggota konferensi serta mewujudkan perdamaian di dunia. “Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) itu menyuntikkan semangat negara di Afrika untuk mebebaskan diri dari kolonialisme dan meberikan inspirasi bagi lahirnya Gerakan Non Blok (GNB)” (Pusat Data dan Analisis Tempo, 2019: 13).

KAA diselenggarakan pada tanggal 24 April 1955 di Gedung Merdeka, Bandung. KAA juga diprakarsai oleh lima negara, yaitu Indonesia oleh Ali Sastroamidjojo, India oleh Jawaharlal Nehru, Sri Lanka oleh Sir John Kotelawala, Pakistan oleh Moh. Ali Jinnah, dan Myanmar oleh U Nu.

Sebelumnya, pada tanggal 24 April-2 Mei 1954 diadakan Konferensi Colombo di Sri Lanka. Konferensi ini menjadi cikal bakal terbentuknya Konferensi Asia Afrika. Karena, atas usulan yang ditekankan Soekarno pada perdana menteri Ali Sastroamidjojo untuk menyampaikan ide diadakannya Konferensi Asia Afrika. Lalu, pada tanggal 28-31 Desember 1954 diadakan Konfereni Bogor yang merupakan lanjutan dari Konferensi Colombo. Konferensi Bogor merundingkan tentang tujuan dan tempat konferensi, serta agenda yang akan dibahas oleh negara-negara yang akan diundang dan kesekretariatan.

Adapun latar belakang diselenggarakannya Konferensi Asia Afrika, yaitu :

  • Bangsa-bangsa Asia-Afrika memiliki persamaan rasa senasib dan sejarah yang sama sebagai negara sasaran penjajahan bangsa-bangsa Eropa.
  • Semakin meningkatnya kesadaran bangsa Asia-Afrika yang masih terjajah untuk memperoleh kemerdekaan. Misalnya, Yaman sedang berjuang membebaskan Aden dari kekuasaan Inggris, Rakyat Aljazair, Tunisia, Maroko, Sudan, dan Kongo sedang membebaskan tanah airnya dari kekuasaan bangsa Eropa, dll.
  • Perubahan politik yang terjadi setelah Prang Dunia II berakhir, yakni situasi internasional yang dilanda kecemasan akibat penyebaran ideologi dan perlombaan sejata yang dilakukan oleh Amerika Serikat dan Uni soviet dalam Perang Dingin.
  • Diantara bangsa-bangsa Asia yang telah merdeka masih belum dapat kesadaran untuk bersatu yang kemudian Uni Soviet dan Amerika Serikat ikut melibatkan diri dalam masalah tersebut.
  • Bangsa Asia-Afrika yang tidak ingin melibatkan diri dalam Perang dingin, tetapi memusatkan perhatiannya pada pembangunan sehingga melakukan kerja sama.

Selain itu, bangsa Asia-Afrika juga menganggap PBB kurang mampu dalam menjalankan tugasnya, yaitu mengatasi persengketaan antar negara di dunia. Seruan Dewan Keamaan PBB sering kali dilanggar oleh negara-negara yang sedang berselisih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun