Bicara soal finansial, rasanya tidak pernah lepas dari kata “nanti”. Nanti kalau sudah kerja, nanti kalau sudah punya penghasilan tetap, nanti kalau sudah mapan. Padahal, “nanti” itu sering kali datang tanpa kita sadari, dan yang terjadi justru penyesalan karena tidak memulai lebih awal.
Apalagi bagi mahasiswa, kelompok yang sering kali hidup dengan prinsip “yang penting cukup sampai akhir bulan”. Tapi di balik gaya hidup sederhana itu, sebenarnya ada potensi besar untuk membangun masa depan finansial yang lebih stabil.
Mahasiswa sering dianggap belum perlu berpikir soal investasi atau perlindungan finansial. Alasannya sederhana: penghasilan belum tetap, tanggungan belum banyak, dan kebutuhan masih terbatas. Namun justru di masa muda itulah, kesadaran finansial harus mulai tumbuh. Karena waktu adalah aset yang tak tergantikan. Setiap hari yang dilewati tanpa perencanaan adalah kesempatan emas yang terbuang.
Coba bayangkan jika seorang mahasiswa mulai menabung dan berinvestasi kecil-kecilan sejak kuliah. Misalnya, menyisihkan uang jajan Rp20.000 per hari untuk investasi rutin. Dalam setahun, nominal itu bisa berkembang menjadi modal awal yang nyata, apalagi jika ditempatkan di instrumen yang tepat dan aman. Sekilas tampak kecil, tapi nilai sebenarnya bukan hanya di uangnya, melainkan pada kebiasaan dan mindset yang terbentuk.
Di sinilah konsep PRUteksi Finansial menemukan relevansinya. Bukan hanya tentang investasi, tapi juga soal perlindungan. Investasi tanpa proteksi ibarat berlari tanpa alas kaki - cepat, tapi rawan terluka.
Banyak orang muda terlalu fokus pada pertumbuhan dana, tanpa sadar bahwa risiko bisa datang kapan saja. Sakit, kehilangan pendapatan, atau kebutuhan darurat bisa mengacaukan rencana finansial yang sudah disusun. Maka dari itu, investasi yang ideal adalah yang juga memberi perlindungan jiwa dan kesehatan.
Kabar baiknya, kini banyak produk investasi yang sudah dirancang lebih ramah untuk mahasiswa dan generasi muda. Tidak perlu modal besar, cukup komitmen kecil tapi rutin. Misalnya, melalui program unit link yang menggabungkan investasi dan asuransi dalam satu paket.
Artinya, uang yang disetorkan tidak hanya berkembang di pasar investasi, tetapi juga memberi perlindungan bila risiko tak terduga datang. Mahasiswa yang baru belajar dunia finansial pun bisa merasa aman, karena ada aspek perlindungan di balik setiap rupiah yang diinvestasikan.
Yang menarik, pendekatan seperti ini bukan hanya soal uang, tapi juga soal mindset maturity - kedewasaan berpikir tentang masa depan. Menyadari bahwa kebahagiaan finansial bukan soal seberapa besar pendapatan, melainkan seberapa cerdas kita mengelolanya.
Dengan PRUteksi finansial, seseorang belajar bahwa uang bisa bekerja untuk dirinya, bukan sebaliknya. Dan bahwa ketenangan batin tak ternilai harganya ketika tahu masa depan telah dipersiapkan dengan baik.
Kebanyakan mahasiswa hari ini sudah akrab dengan aplikasi investasi digital. Mereka menabung saham, reksa dana, bahkan kripto. Tapi di tengah tren itu, perlu diingat bahwa literasi finansial tak cukup hanya tahu cara beli dan jual. Harus ada kesadaran akan risiko, pemahaman tentang jangka panjang, dan kemampuan mengatur prioritas. Investasi bukan ajang coba-coba, tapi perjalanan membangun kebebasan finansial dengan disiplin dan kesabaran.
Menariknya, konsep “Investasi Ramah Mahasiswa” bukan berarti harus rumit. Ia bisa dimulai dari langkah sederhana: menabung rutin, memahami arus kas pribadi, lalu berani mencoba produk keuangan yang sesuai dengan kemampuan. Dalam hal ini, PRUteksi hadir bukan untuk menakut-nakuti soal masa depan, melainkan menenangkan. Bahwa setiap langkah kecil hari ini bisa menjadi fondasi bahagia di masa depan.
Bayangkan suatu hari nanti, ketika teman-teman seangkatan sibuk menambal utang atau baru mulai menata keuangan, kamu justru sudah punya tabungan, investasi, dan perlindungan diri yang matang. Bukan karena kamu lebih kaya, tapi karena kamu lebih siap. Dan kesiapan itu lahir dari keputusan sederhana: memulai lebih dulu.
Kebahagiaan finansial tidak datang tiba-tiba. Ia adalah hasil dari pilihan sadar, disiplin, dan visi yang jauh ke depan. Bagi mahasiswa, inilah saat terbaik untuk belajar dan berlatih mengelola uang, sebelum kehidupan benar-benar menuntut tanggung jawab yang lebih besar.
PRUteksi finansial bukan sekadar produk, tetapi cerminan cara berpikir baru: bahwa bahagia kemudian dimulai dari langkah bijak hari ini. Karena masa depan bukan ditunggu, melainkan disiapkan. Dan tidak ada kata terlalu dini untuk melindungi diri sendiri - baik dari risiko, maupun dari penyesalan
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI