Mohon tunggu...
Naufal Alfarras
Naufal Alfarras Mohon Tunggu... Freelancer - leiden is lijden

Blogger. Jurnalis. Penulis. Pesilat. Upaya dalam menghadapi dinamika global di era digitalisasi serta membawa perubahan melalui tulisan. Jika kau bukan anak raja, juga bukan anak ulama besar, maka menulislah. "Dinamika Global dalam Menghadapi Era Digitalisasi" Ig: @naufallfarras

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Menanti Akses Internet Papua Kembali Normal

3 September 2019   15:01 Diperbarui: 3 September 2019   15:03 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Internet Terbatas (Sumber: techdiscussion.in)

Platform Twitter menjadi media sosial teratas sebagai perantara dalam penyebaran hoaks yang kemudian disusul oleh Facebook di posisi kedua.

Masyarakat setempat kurang berkenan dengan langkah Kemkominfo tersebut. Bahkan, kabel optik milik Telkom pun dirusak oleh oknum sebagai bentuk protes.

Layanan publik seperti transportasi online menjadi terhambat lantaran pembatasan akses internet. Padahal, banyak masyarakat yang sangat memerlukan layanan transportasi online guna sebagai mata pencaharian utama.

Kemkominfo tengah berencana agar pembatasan akses internet tidak mencakup di seluruh wilayah Papua dan Papua Barat, melainkan hanya di beberapa kota atau kabupaten tertentu saja.

Akan ada evaluasi daerah mana saja yang dinilai mulai kondusif. Apabila setelah penelusuran di lapangan kondusif dan aman, maka akses internet akan kembali seperti semula.

Cukup menarik apabila Kemkominfo tidak memutuskan untuk membatasi akses internet di tanah Papua. Berdasarkan data yang ada, laju hoaks dapat dibilang masih cukup tinggi meski sudah berlaku pembatasan akses internet.

Mungkin akan lebih banyak hoaks yang beredar di media sosial apabila hal tersebut tidak diterapkan sehingga berujung pada perpecahan di masyarakat.

Sehingga, setiap kebijakan yang diambil akan selalu berdampak positif maupun negatif. Tergantung dari sudut pandang mana masyarakat melihatnya.

Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan guna meredam hoaks, salah satunya dengan melakukan kontra opini guna menangkal hoaks. Pemantauan secara menyeluruh di semua layanan media sosial pun perlu ditingkatkan.

Akan tetapi, langkah yang pling efektif yakni dengan mengungkap aktor yang berada di balik penyebaran konten hoaks. Aktor ini akan terus bergerak secara leluasa apabila tidak berhasil dihentikan.

Bogor, 3 September 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun