Mohon tunggu...
Endah rahayuhandayani
Endah rahayuhandayani Mohon Tunggu... Wiraswasta - Ibu rumah tangga

Seorang ibu rumahtangga dengan pemikiran sederhana

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Seperti Inilah Tinjauan Kurikulum Merdeka di Mata Saya Sebagai Wali Murid

13 Maret 2024   11:53 Diperbarui: 1 April 2024   21:51 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kurikulum Merdeka yang banyak dikeluhkan berbagai pihak, dimata saya sebenarnya memiliki banyak sekali poin positif.  Ini karena Kurmer berbasis pada target penguasaan konsep mendasar pada siswa, disesuaikan dengan minat lalu dikembangkan dengan tema tertentu dan diimplementasikan dengan pelaksaan proyek belajar yang relevan

Saya tadinya heran dengan konsep Kurmer yang menurut saya bagus kenapa justru dilapangan banyak sekali keluhan. Setelah melihat dan mengikuti pembelajaran Kurmer melalui anak-anak saya, ada hal-hal yang menjadikan saya maklum.

1. Kesesuaian Kurmer dengan jiwa anak

Jika kembali pada konsep bagaimana Kurmer ini diterapkan, sebenarnya akan sangat cocok dengan keinginan anak karena dengan tematik dan praktek proyek belajar yang relevan, anak tidak akan bosan, materi akan lebih berkesan dan penguasaan konsep akan berjalan tanpa anak merasa dicekokin banyak materi. Tetapi banyaknya tugas untuk melaksanakan proyek pembelajaran seringkali membuat anak lelah.

2. Kesiapan SDM

Tak dapat dipungkiri bahwa guru adalah pemegang kendali penuh dilapangan. Pelaksanaan Kurmer ini mengharuskan guru untuk kreatif agar dapat mencapai target penguasaan siswa akan konsep pembelajaran. Sedangkan dari mulai guru tersebut bersekolah smapai mengajar, telah terbiasa dengan pengajaran yang bersifat strict tanpa memberikan ruang berfikir kreatif. Mudahnya, jaman dulu belajar itu yang penting bisa menjawab soal sesuai kunci jawaban, berarti anda pintar. Sedangkan di Kurmer ini ada tuntutan untuk kreatif dan memberikan ruang berfikir luas dan kebebasan berpendapat untuk siswa adalah hal yang baru. 

Jadi di sini pun guru harus belajar bagaimana caranya agar mempunyai metode tepat yang notabene berbeda dengan apa yg didapat saat dulu masih sekolah.

Pelaksanaan di lapanganpun terkadang guru mengeluh mengenai Kurmer ini. Berbagai tema dan proyek belajar sudah dilakukan tetapi mengenai mapel guru ybs, cara mengajarnya masih sama seperti dulu, berbasis ketepatan tanya jawab yg disusaikan dg kunci jawaban, bukan dengan membuka ruang diskusi dan kreativitas berfikir untuk siswa agar konsep pembelajaran dpt dikuasai. Memang tidak mudah mengubah karakter dan paradigma yang sudah terbentuk sekian lama hanya dengan aturan pemerintah meskipun telah disediakan kompensasi berupa dana sertifikasi.

3. Pendanaan

Penguasaan tematik dan proyek pembelajaran seringkali memakan banyak dana, dan pada prakteknya wali murid atau orang tua siswalah yang menanggung semua. Saya sendiri kurang paham mengenai dana dari pemerintah untuk mendukung kurikulum ini seperti apa dan regulasinya bagaimana, tetapi ketika dana terbatas , pihak sekolah dan guru bisa bersinergi untuk lebih kreatif dalam mengoptimalkan sumber daya yang sudah ada tanpa mengeluarkan banyak dana tambahan untuk penyelenggaraan kegiatan tersebut. Apalagi dalam Kurmer ini tidak ada batasan mengenai alat yang dipakai, langkah dan metode yang digunakan yang penting sesuai dengan proyek pembelajaran agar konsep dasar bisa dikuasai siswa. Kuncinya adalah kreativitas, bahkan kreativitas yang dilakukan  dapat menginspirasi siswa untuk mencontoh nilai-nilai kesederhanaan tapi tepat sasaran yang dilakukan oleh guru dan pihak sekolah

Last but not least, saya sangat mendukung Kurmer ini karena  memang mengadopsi metode pendidikan dari negara maju, dengan berbagai catatan:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun