Mohon tunggu...
Alex Nanlohy
Alex Nanlohy Mohon Tunggu... -

Pemerhati Masalah Sosial

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

“Menguasai atau Dikuasai Media?” Wabah Media di Kalangan Generasi Muda

24 September 2010   02:38 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:01 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Siapa menguasai informasi dia menguasai dunia”. Mungkin kita pernah mendengar slogan ini sebelumnya. Peran informasi tidak dapat diabaikan sama sekali di dalam zaman modern yang semakin kompleks ini,. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sistem transformasi atau lalu lintas informasi pun terus berkembang, berubah, menyesuaikan diri dengan situasi dan tuntutan kebutuhan zamannya.

Di masa yang lampau, masyarakat hanya mengandalkan berita dari orang per orang melalui proses verbal, suara dari mulut ke mulut. Namun di kemudian hari, hal ini berkembang kepada bentuk tulis dan baca. Pada awalnya manusia hanya mampu berkomunikasi antar individu yang satu dengan seorang individu lain, sementara saat ini seseorang bisa menyampaikan informasi kepada banyak orang bahkan tiada terhitung jumlah penerima informasinya. Oleh sebab itu, manusia membutuhkan suatu wadah khusus yang dinamakan “media massa”. (Wilson Lalengke)

Perkembangan media massa dapat ditelusuri kembali ke masa penemuan mesin cetak Gutenberg yang mencetak Alkitab dalam bahasa Jerman dan turut berperan dalam Reformasi Protestan. Sekarang ini yang digolongkan dalam media bukan hanya buku tapi juga radio, televisi, film, terbitan berseri/berkala (periodicals) seperti buku komik, koran, dan majalah, media perekam (recording media) seperti kaset video (videotapes), kaset audio (audiotapes), disc. Meskipun demikian, semua media massa memiliki suatu karakteristik yang sama yaitu memungkinkan seorang atau sekelompok individu dalam jumlah yang terbatas bisa berkomunikasi dengan sejumlah besar orang yang bahkan belum dikenalnya. (Quentin J. Schultze)

Perkembangan internet yang sangat pesat akhir-akhir ini makin memacu penyebaran informasi. Penggunaan internet dapat dikatakan telah “mewabah” karena sudah menyebar, menular, merata di mana-mana. Generasi muda pun tidak luput dari wabah ini.

Hasil survei Yahoo! dan TNS tentang kebiasaan pengguna internet menarik untuk diperhatikan. Survei ini dilakukan pada Desember 2008 di beberapa kota besar di Indonesia, yaitu Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, Bandung, Medan, Semarang, Palembang, dan Makassar. Yahoo! dan TNS mengklaim, riset itu yang pertama di Indonesia untuk studi yang mendalam. TNS adalah grup yang bergerak dalam bidang pemahaman konsumen dan informasi pasar global di 80 negara, yang industri internetnya tumbuh pesat. (Kompas.com, 27 Maret 2009)

Studi yang dilakukan ini menarik perhatian sebab mengungkap berbagai hal, terutama kebiasaan dan perilaku berinternet. Metode yang digunakan adalah tatap muka langsung dengan 2.000 responden untuk survei media umum dan 1.021 responden guna survei media internet. Hal ini pun menarik untuk disimak karena berkaitan dengan kebiasaan berinternet kaum muda.

Beberapa temuan yang menarik dalam survei itu adalah (Kompas.com, 27 Maret 2009):

Sekitar satu dari tiga orang penduduk perkotaan di Indonesia mengakses internet dalam satu bulan terakhir.

Penetrasi internet pada segmen penduduk usia 15-29 tahun paling tinggi dibandingkan segmen usia lain. Usia 15-19 tahun 64 persen menggunakan internet dalam satu bulan terakhir. Disusul usia 20-24 tahun sebesar 42 persen, usia 25-29 tahun sebesar 28 persen, usia 30-34 tahun sebesar 16 persen, usia 35-39 tahun sebesar 13 persen, usia 40-44 tahun sebesar 12 persen, dan usia 45-50 tahun sebesar 5 persen.

Pengguna internet tidak hanya di kota besar, tetapi juga menyebar di kota-kota lain.

Warung internet paling sering digunakan mengakses internet, 83 persen dari pengguna online menggunakan warnet dalam satu bulan terakhir. Disusul akses dari handphone, PDA, dan perangkat mobile lain sebesar 22 persen, dari kantor 19 persen, dari sekolah 17 persen, dan dari rumah 16 persen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun