Mohon tunggu...
Alex Japalatu
Alex Japalatu Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis

Suka kopi, musik, film dan jalan-jalan. Senang menulis tentang kebiasaan sehari-hari warga di berbagai pelosok Indonesia yang didatangi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Permainan Ketangkasan Berkuda Kuaja Manula di Sumba Timur

22 November 2022   11:56 Diperbarui: 23 November 2022   05:58 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang pengendara kuda bersiap melemparkan lembing ke sasaran dalam permainan kuaja manula (Foto: Panitia Festival Wai Humba) 

Setidaknya ada dua permainan ketangkasan berkuda di Sumba sependek yang penulis ketahui. Pertama, pasola atau paholong pada suku Kodi di Kabupaten Sumba Barat Daya serta  Lamboya dan Wanokaka di Kabupaten Sumba Barat. Biasanya diselenggarakan pada bulan Februari dan Maret dalam kalender Masehi. Pasola/paholong terkait dengan ritual nale/nyale, yang menandai berakhirnya bulan suci (wulla paddu/poddu) menuju masa profan atau wulla kabba.

Kedua, kuaja manula pada suku Kambera di Sumba Timur. Permainan ketangkasan ini juga melibatkan kuda dan lembing, namun yang menjadi sasaran adalah selembar kulit hewan yang telah dilubangi. Setiap kesatria memacu kudanya dan dalam jarak beberapa meter melontarkan lembing di tangannya. Pemenang adalah kesatria yang berhasil mengenai lubang  tersebut.

Kulit hewan yang telah dilubangi dan menjadi sasaran dalam permainan kuaja manula (foto: Panitia Festival Wai Humba) 
Kulit hewan yang telah dilubangi dan menjadi sasaran dalam permainan kuaja manula (foto: Panitia Festival Wai Humba) 

Dalam perhelatan Festival Wai Humba, permainan tradisional kembali ditampilkan, seperti motu wahi praing (congklak), makka (gasing), pata lima (panco), egrang dan lainnya. Permainan-permainan tradisional ini sudah mulai dilupakan karena jarang dimainkan, apalagi kini game pada gadget lebih digandrungi. 

Permainan
Permainan "motu wahi praing" atau congklak (Foto: Panitia Festival Wai Humba) 

Semua permainan tradisional di Sumba memiliki nilai spiritual sendiri-sendiri. Semoga suatu hari kelak  permainan-permainan tradisional ini  bisa diinventarisir dan dituliskan ke dalam sebuah buku.   

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun