Mohon tunggu...
Alex Japalatu
Alex Japalatu Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis

Suka kopi, musik, film dan jalan-jalan. Senang menulis tentang kebiasaan sehari-hari warga di berbagai pelosok Indonesia yang didatangi.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Bersua Kupu-kupu Kuning di Benlutu

15 November 2022   21:20 Diperbarui: 18 November 2022   21:10 1133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gedung Gereja GMIT Jemaat Kota Kupang (Foto:Lex) 

=000=

Kupang meriah dengan angkutan kota yang disebut "bemo", kendaraan roda empat jenis mikrolet. Beragam asesoris dipasang seperti boneka, lampu-lampu hias, stiker dan sebagainya. Dinding luar dipenuhi foto wanita cantik, mobil balap, gambar Bunda Maria dan Yesus atau foto bintang film.

Tulisan pada badan angkot di Kupang (Foto:Lex) 
Tulisan pada badan angkot di Kupang (Foto:Lex) 

Saya kerap melihat kontras, yakni di sisi sebelahnya foto seksi seorang wanita dengan bibir sensual, sementara di bagian belakang adalah gambar Bunda Maria sedang menggendong bayi Yesus. Atau bintang film Chuck Norris dengan otot-otot liat sedang memegang senapan mesin, sementara pada sisi berbeda wajah Yesus memakai mahkota duri sembari menyeringai kesakitan.

Secara sederhana, simbol adalah isyarat untuk mewakili sesuatu yang lain, yang tersembunyi. Saya menafsir bebas saja bahwa simbol-simbol pada bemo di Kupang ini adalah realitas masyarakatnya yang pada satu sisi hidup keras di daerah yang kering dan panas-karena itu perlu sesuatu yang elok dipandang dan enak dengar setiap hari-namun di sisi yang lain menunjukkan sisi religius mereka. 

Dalam kata-kata yang lain mungkin mereka ingin bilang: Bagaimana pun keadaan kami, kami ini orang Kristen!

=000=

Foto:Lex
Foto:Lex

Saya menuju gereja paling tua di Kupang, GMIT Jemaat Kota Kupang. Gedungnya berarsitektur Eropa abad pertengahan dan dibangun tahun 1614. Bentuk bangunannya masih tetap sama meskipun sudah mengalami beberapa kali pemugaran. Ketika Jepang masuk, gereja dipakai sebagai gudang senjata.

Berjarak seratus meter dari gereja, sedikit di ketinggian adalah bekas benteng Fort Concordia milik VOC. Ia menghadap Teluk Kupang. Sekarang bekas benteng itu menjadi asrama TNI.

Gedung gereja dan benteng dua obyek yang tak terpisahkan. Sebab dari kedua tempat inilah agama Protestan menyebar di Kupang dan seluruh pulau Timor.

Malam-malam setelah ibadat penutupan di GMIT Jemaat Paulus, Kupang , keramaian segera tumpah di halaman gereja. Ada grup penari dari Rote. Mereka menari Foti, tarian rakyat Rote. Iramanya rancak dan girang. Seperti orang menari Tango tetapi dengan tempo tiga kali lebih cepat. Bikin peluh mengalir deras. Bikin nafas cepat memburu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun