Mohon tunggu...
Alexandra Melandri Saragih
Alexandra Melandri Saragih Mohon Tunggu... Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Saya peminat konten yang berkaitan dengan hubungan internasional dan itu menjadi cangkupan utama penulisan saya.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Membaca motivasi ISIS dalam cermin sejarah peradaban Islam-Barat, sebuah ulasan artikel jurnal dari Ahmad Sahide

5 Juli 2025   05:39 Diperbarui: 5 Juli 2025   05:39 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potongan gambar dari pesan video ISIS (2020) (Sumber: Wilson Center- the Islamist)

Rangkuman Jurnal

Melalui jurnal artikel dengan judul "ISIS Bagian dari Hubungan (Respons) Islam-Barat", penulis yakni Ahmad Sahide menyoroti bahwa ISIS bukan hanya sebuah kelompok teroris ataupun kelompok radikal semata, melainkan sebagai refleksi historis atas ketegangan antara dunia Islam dan Barat. Jurnal ini menyampaikan bahwasannya kemunculan ISIS sebagai bentuk respon dari ketertinggalan perdaban Islam, meskipun dulunya Islam pernah menjadi pusat ilmu pengetahuan dan menjadi pemimpin dunia dalam inovasi. Namun, sejak kehancuran kota Baghdad tahun 1258 sebagai pusat keilmuan pada masa itu dan munculnya kolonialisme Barat, Islam mulai mengalami kemunduran secara bertahap dan kesulitan untuk memulihkan kejayaan tersebut sampai saat ini.

Melalui pendekatan narasi sejarah panjang dan refleksi filosofis, penulis menyampaikan bahwa solusi untuk mengatasi kekerasan yang disebabkan oleh radikalisme dan terorisme tidak terletak pada senjata ataupun revisi undang-undang, tetapi dengan membangun budaya keilmuan yang berkelanjutan. Penulis pemberikan pandangan yang kontras atas perbedaan pendekatan terkait dengan cara membangun peradaban, dari sisi Barat mengambil cara institutionalization of doubt (institusionalisasi keraguan melalui ilmu) sedangkan institulionalization of terrorisme adalah pendekatan yang dipilih oleh kelompok radikal seperti ISIS.

Relevansi Konteks Kontemporer

Melihat kondisi global yang masih dihantui oleh konflik ideologis, ektremisme, dan kebangkitan populisme keagamaan dibanyak tempat, membuat jurnal ini memiliki relevansi yang kuat dengan konteks kontemporer. pada era pasca Arab Spring dan Indonesia dalam konteks masih dalam kondisi rentan terhadap radikalisasi digital, pendekatan reflektif berbasis sejarah yang digunakan penulis untuk menjelaskan pemikirannya menjadi penting untuk membingkai ulang cara pembaca dalam memahami kekerasan atas dalih agama. Gagasan penting yang mengatakan bahwa pembangunan ilmu lebih ampuh dari peluru adalah pesan yang sangat relevan hari ini mengingat masih banyak konflik bersenjata terutama di Timur Tengah.

Alasan Jurnal ini Layak DIjadikan Acuan

Artikel yang dibicarakan saat ini memiliki beberapa kekuatan yang membuat tulisan ini layak dibaca bahkan dijadikan acuan untuk menulis penelitian terkait pembahasan hubungan internasional, politik islam, dan gerakan sosial transnasional, beberapa kekuatan tersebut antara lain:

  • Perspektif Multi-disipliner: Artikel ini tidak hanya meyinggung perspektif sejarah, tetapi juga politik, pendidikan, dan relasi internasional.

  • Kritik terhadap pendekatan agresif oleh negara: Penulis mengingatkan bahwa kebijakan represif tidak akan bisa menghapus akar ideologi kekerasan, tetapi pendekatan yang mengedepankan adab, yakni dengan penguatan pendidikan, budaya baca, dan ilmu pengetahuan.

  • Relevan untuk kajian islam kontemporer, hubungan internasional, dan pendidikan karakter: Artikel ini memberikan sudut pandang alternatif yang bisa dikatakan solutif atas permasalahan konflik ideologis.

Dapat dipahami bahwa artikel Ahmad Sahide merupakan sebuah refleksi yang tajam dalam membaca permasalahan radikalisme islam di era modern. Alih-alih berputar pada narasi keamanan semata, penulis justru mengajak pembaca  kembali pada akar sejarah yakni mengedepankan budaya keilmuan sebagai solusi jangka panjang.

Dengan Senjata kita bisa membunuh para teroris, dengan pendidikan kita bisa membunuh terorisme - Ahmad Sahide, mengutip Malala Yousafzai

Referensi

Sahide, Ahmad. "ISIS Bagian dari Hubungan (Respons) Islam-Barat." Jurnal Ilmu dan Budaya Islam 2, no. 4 (2015): 359--370.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun