Mohon tunggu...
ALEXANDRA HANIFAH
ALEXANDRA HANIFAH Mohon Tunggu... Mahasiswa - Psikologi

Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa "Volunteer" sebagai "Counterpart" Maharesigana UMM

5 Juni 2021   19:50 Diperbarui: 5 Juni 2021   19:54 593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh: Alexandra Hanifah-Kelompok 2 Relawan Maharesigana Universitas Muhammadiyah Malang

Mahasiswa Relawan Siaga Bencana (Maharesigana) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) adalah organisasi mahasiswa UMM sebagai wadah beraktualisasi diri dalam bidang kebencanaan, baik dalam proses pengurangan risiko bencana dan penanganan ketika bencana sudah terjadi. Maharesigana berada dalam koordinasi Lembaga Penanggulangan Bencana (LPB) Muhammadiyah yang bernama "Muhammadiyah Disaster Management Center" (MDMC).

Untuk meningkatkan percepatan penanganan penyebaran Covid-19 di kampus Universitas Muhammadiyah Malang, Maharesigana (Mahasiswa Relawan Siaga Bencana) UMM membuka kesempatan kepada para mahasiswa UMM yang ingin jadi relawan Maharesigana. Para "volunteer" yang sudah bergabung sebagai relawan Maharesigana dibagi dalam berbagai kelompok.

Kelompok 2 yang terdiri dari Alexandra Hanifah, Imelda Maharani, Jajak Adi Sudigdo, dan Halizah Dafa Hoediono bertugas di kampus Universitas Muhammadiyah Malang. Mulai tanggal 4 Februari sampai dengan 4 Maret 2021. Tema kegiatannya: Relawan Maharesigana sebagai Duta Perubahan Perilaku dalam Menghadapi Pandemi Covid-19.

Koordinator kelompok 2, Jajak Adi Sudigdo mengatakan, "Sebagai langkah untuk mencegah penyebaran COVID-19 di lingkungan kampus UMM, relawan Maharesigana mengajak seluruh warga masyarakat di lingkungan kampus untuk ikut serta menjadi pasukan garda terdepan dengan cara menerapkan 3 utama yaitu wajib menjaga iman, aman, dan imun. Yang mana iman dimaknai dengan menjalankan ibadah sesuai agama dan kepercayaan masing-masing." "Kemudian, aman dimaknai sebagai bentuk kepatuhan totalitas terhadap protokol kesehatan pencegahan dampak Covid-19 yang telah berlaku dan yang lebih dikenal dengan sebutan 3M (memakai masker, menjaga jarak dan menghindari kerumunan, serta mencuci tangan dengan sabun). Dan imun yang harus dijaga dengan mengonsumsi makanan bergizi, menjaga kesehatan mental, rajin berolahraga, dan istirahat yang cukup," lanjutnya.

"Maka, pembentukan Relawan Maharesigana untuk menangani persebaran virus Covid-19 di lingkungan kampus UMM ini dengan cara mendorong percepatan perubahan perilaku masyarakat serta memfilter siapa saja yang masuk di lingkungan kampus harus dalam keadaan sehat," kata Imelda Maharani, anggota kelompok 2.

"Kelompok 2 melakukan identifikasi potensi persebaran Covid-19. Identifikasi yang kami lakukan adalah identifikasi area kampus yang berbahaya dan berpotensi sebagai tempat persebaran Covid-19," kata Haliza, anggota kelompok lainnya.

Program kerja kelompok 2 adalah (1) menerbitkan surat izin masuk kampus (SIMK); (2) penerapan protokol kesehatan pada acara yudisium Fakultas Psikologi UMM; (3) penerapan protokol kesehatan pada acara Seminar Pendidikan Bahasa Arab FAI UMM; (4) penerapan protokol kesehatan pada acara Pembukaan "Student Day" UMM di Dome UMM.  Selain empat hal tersebut, kata Jajak, "team kami juga berada pada Dapur Umum, yang tugasnya mengolah makanan dan mendistribusikan makanan tersebut untuk para relawan yang berjaga di kampus dan di rumah sakit UMM."

Dok. pribadi
Dok. pribadi
Alexandra menjelaskan bahwa Kegiatan kelompok kami sangat sesuai dengan visi, misi, tujuan dan fungsi Maharesigana. Karena penerapan protokol kesehatan sangat penting di tengah situasi darurat Pandemi Covid-19 seperti saat ini. "Kegiatan kami sangat compatible dengan fungsi Maharesigana, yaitu: (1) sebagai wadah pembinaan dan pengembangan mahasiswa dalam pengurangan risiko bencana dan tanggap bencana; (2) sebagai wadah pengabdian masyarakat dalam penanganan kesiapsiagaan bencana; (3) melaksanakan kegiatan penanggulangan bencana dengan berkoordinasi bersama lembaga/organisasi/komunitas kebencanaan," jelas Alexandra.

Lebih jauh Jajak menyarankan, "perlunya penguatan kapasitas kelembagaan dan sumber daya manusia (SDM) dengan "Muhammadiyah Disaster Management Center" (MDMC) dan khusus mengenai penanganan Covid-19 di bawah koordinasi "Muhammadiyah Covid-19 Command Center" (MCCC) agar Maharesigana terus mendulang kesuksesan dalam menjalankan visi, misi, tujuan dan fungsi." Selain itu, katanya, "mekanisme kemitraan dengan MDMC dan MCCC perlu terus diperhatikan oleh Maharesigana agar Maharesigana makin professional dan focus dalam menjalankan tugas-tugas kemanusiaannya."

Selain itu, Jajak memandang perlu adanya, "peningkatan sinergitas dan pengintegrasian seluruh aspek yang ada di semua sayap atau kelompok kegiatan di Maharesigana, baik aspek perencanaan, penganggaran dan pelaporan sehingga profesionalitas Maharesigana dalam mengemban tugas kemanusiaan di bawah koordinasi MDMC dan MCCC makin sukses."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun