Mohon tunggu...
Alexander Ferdi
Alexander Ferdi Mohon Tunggu... Tutor - Tutor

Hai

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Teknik Storytelling, Teknik Marketing "Berbahaya"

8 November 2023   08:05 Diperbarui: 11 November 2023   12:00 946
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah ada hubungannya dengan pergeseran perilaku atau customer behaviour? Contoh? Era dulu bisa dikatakan masih wajar atau masih mau konsumen disuruh baca, missal jualan buku, okelah masih dibaca atau keterangan lebih lanjut klik link ini atau iklan-iklan dikoran masih mau dibaca.

Era saat ini bisa dikatakan banyak pemalas, orang-orang cenderung jadi seperti maunya dilayanin, bikin video-video cepet, pendek, storytelling yang satset ga fafifu, pokoknya hadir dimuka kita, oke, swipe,swipe check out, kayak tiktok shop kagak mau dimentalin ke klik link dulu di bio dll.

Teknik jaman sekarang sangat kepake, maksudnya giniz kalau iklan jaman dulu sama saat ini bikin konten-konten promosi jaman dulu dan saat ini, sepetinya sekarang lebih effort karena yang dilayani dan hadapi adalah orang-orang yang manja.

Haruskah semua produk di-storytelling-kan?

Oke, kalau ngomongin game-game  dengan tema cyberpunk, nanti 90% majority dari apa yang kita lihat diluar tu adalah iklan. Kita harus mengkonsumsi lebih banyak konten iklan atau konten dalam waktu yang lebih singkat. Contoh? Tokyo atau Hongkon yang bisa kita lihat hampir semua brand dijalanan.

Kenapa bisa seperti itu? Karena kapitalis, maksdunya sekarang kita disuruh menikmati short content tanpa ada konklusi, kita bisa menyimpulkan diri sendiri tanpa ada riset yang lebih Panjang, apa tujuan kalau bukan kita lebih cepat mengkonsumsi.


Kalau kalian baca trackback, child labor itu nyata, kita ngomongin slavery-nya ada. bahkan kalau mengacu pada brand-brand besarpun banyak yang pada akhirnya pake produksi di China karena biaya labornya murah banget.  Gimana caranya kita bersaing kalau pabrik kita disini buat pekerjanya aman, ketimbang disana.

Membunuh UMKM? Aing percaya bahwa memang akhirnya Teknik marketing yang menang. Walaupun memang duit sebagai salah satu point. 

Ada artis jualan laptop, sebagai penikmat reviewer hardware dan game, melihat artis jualan laptop 'ya ini layarnya terang' kalau ga terang ya novel. Beli laptop bukan sekedar buka nyala, laptopnya terang.

Iklan judi pun sekarang storytelling, sekuat itu storytelling. Karena sekarang kan kita tidak mau cari ceritanya sendiri, maunya diceritain. 

Gara-gara ada pergeseran behavior sekarang generasinya seba teknologi kenceng (was wes wos), penawarannya banyak terus gadget dimana-mana, sehingga kita jadi seperti termalaskan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun