Mohon tunggu...
Alexander Ferdi
Alexander Ferdi Mohon Tunggu... Tutor - Tutor

Hai

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tuturan Humor Gelap (Dark Jokes) dalam Kajian Pragmatik

25 Oktober 2023   09:00 Diperbarui: 25 Oktober 2023   09:03 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tuturan humor gelap (dark jokes) yang di kaji secara pragmatik, tulisan ini mungkin bisa jadi acuan untuk temen-temen yang lagi skripsian di bidang linguistik (hmm). lanjut~

Latar Belakang

Ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk mengundang tawa, salah satunya dengan melontarkan humor gelap atau dark jokes. Jenis humor seperti ini dimaknai sebagai cara melihat sisi lucu dari sebuah tragedi. Selain itu, humor seperti ini digunakan untuk melihat sisi lucu dibalik suatu kondisi yang terlihat serius, seperti kematian, musibah, atau penyakit.

Komedi gelap (dark comedy) atau dark jokes merupakan gaya berkomedi yang menonjolkan pokok bahasan yang yang umumnya dianggap tabu, khususnya pokok bahasan yang biasanya dianggap serius atau menyakitkan untuk dibahas. Pada beberapa tahun lalu media sosial Indonesia saat ini sedang heboh dengan sebuah genre humor yaitu "black comedy" atau humor gelap. Terutama, setelah viralnya beberapa video kontroversial yang dibuat oleh duo komedian Tretan Muslim dan Coki Pardede. Kedua komedian tersebut pernah mengikuti suatu ajang variety show komika di salah satu televisi swasta tersebut memang kerap melontarkan humor gelap bernuansa satir dan menyindir.

Jenis humor ini sering menggunakan lelucon atau komedi kelas rendah untuk memperjelas bahwa individu adalah korban tidak berdaya dari karakter dan takdir. Walaupun begitu, bukan berarti orang yang suka akan jenis humor gelap adalah psikopat atau tidak memiliki kecerdasan. Sebuah penelitian bahkan mengungkap kemungkinan orang-orang dengan selera tersebut mungkin saja jenius. Selain itu, bisa berdamai dengan kenyataan yang pahit serta mengubahnya menjadi sebuah lelucon dapat disebut sebagai suatu kemampuan yang tidak mudah sama sekali. Akan tetapi, kembali pada tiap individu masing-masing bahwa selera humor pasti akan berbeda-beda.

Bahasa mengamban fungsi interpersonal yang artinya bahasa merupakan sarana untuk menciptakan relasi antara penutur dan mitra tutur. Pada suatu komunikasi yang baik, fungsi interpersonal dapat diharapkan mengemban fungsi kerja sama antara penutur dengan mitra tutur. Prinsip kerja sama memiliki empat maksim dan dalam praktiknya, tidak semua maksim dipatuhi oleh para peserta tutur. Selain itu, terdapat prinsip kesopanan (Politeness Principles).

 Berbahasa tak hanya sebatas pertukaran informasi yang dapat berjalan dengan kooperatif, melainkan supaya peserta tutur mendapatkan suatu penghargaan atas partisipasinya dalam aktivitas berbahasa. Akan tetapi, seorang penutur berada dalam keadaan harus melanggar prinsip kerja sama demi terakomodasi prinsip kesopanan. Ia melakukan kesopanan semu (mock politeness) yang seakan-akan sopan, tetapi "menyerang".

Pembahasan

 Tuturan memiliki suatu tujuan yang beragam yang diantaranya untuk menyuruh, bertanya, memberikan informasi, menegur bahkan menghibur. Humor merupakan tuturan yang dikemas dengan adanya unsur hiburan. Materi pada humor gelap yang disampaikan oleh penutur biasanya mengandung pesan, saran, kritik, dan ungkapan pemikiran. Hocket dalam Schwar (2010) menyatakan bahwa humor memiliki struktur yang dibagi menjadi tiga, yaitu (1) build up (pendahuluan), (2) pivot (tuturan yang wajar atau serius dan merupakan konteks yang akan disimpangkan), dan (3) punchline (hal di luar anggapan pembaca atau penikmat).

Hay (2000: 738) menyatakan bahwa terbagi menjadi tiga fungsi dalam humor, yaitu (1) fungsi solidaritas, (2) fungsi kekuatan, (3) fungsi psikologi. Dalam fungsi solidaritas ini mencakup menegaskan persamaan dan berbagi pengalaman. Fungsi kedua itu meliputi membangun suatu konflik, sarana untuk menyindir, mengkritik, dan mengejek. Sementara itu, fungsi yang ketiga (psikologis) meliputi mengutarakan pemikiran, dan membicarakan hal tabu. Selain memiliki tiga fungsi tersebut humor ini dapat diciptakan melalui beberapa cara, yaitu melalui praanggapan, implikatur, prinsip kerjasama, prinsip kesantunan, dan tindak tutur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun