Mohon tunggu...
alexander christian
alexander christian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Let's Start it

Selanjutnya

Tutup

Film

Kamila Andini: Auteur Indonesia yang Membawa Representasi Perempuan

27 September 2021   15:54 Diperbarui: 27 September 2021   16:08 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika berbicara tentang auteur, di Indonesia memiliki sutradara-sutradara auteur, salah satu contohnya adalah Kamila Andini.

Kamila Andini seorang sutradara perempuan, yang juga merupakan anak dari sutradara terkenal Garin Nugroho, mulai dikenal di dunia perfilman Indonesia ketika menyutradarai film The Mirror Never Lies (2011) / Laut Bercermin (2011)

Film tersebut berhasil mendapatkan dua Piala Citra pada Festival Film Indonesia 2011, serta beberapa Festival Film Internasional seperti Cinemainila dan Asia Pasific Screen Awards.

Selain itu, Kamila Andini juga menyutradarai film-film lain seperti Sendiri Diana Sendiri (2015), Sekar (2018), dan Yuni (2021)

Film-film karya Kamila Andini ini tentu mencapai keberhasilan dengan adanya campur tangan atau keterlibatan langsung dirinya kedalam film garapannya.

Kamila Andini dianggap masuk sebagai sutradara auteur karena Ia selalu merepresentasikan wanita dalam setiap karya-karya filmnya.

Kamila Andini merepresentasikan perempuan dalam setiap filmnya karena memang memiliki concern untuk kesetaraan perempuan

Seperti dikatakan oleh Kamila Andini dalam wawancara yang dimuat dalam CNN Indonesia (22 April 2017) 

"Kebutuhan perempuan dan laki-laki berbeda secara biologis. Soal hak, suara, dan pilihan saya ingin perempuan punya hak yang sama, pilihan yang sama, dan suara yang sama dengan laki-laki"

Seperti Film The Mirror Never Lies (2011), dan Sendiri Diana Sendiri (2015) keduanya memiliki kesamaan dalam merepresentasikan perempuan.

Kesamaan dalam kedua filmnya itu terlihat baik secara elemen naratif, maupun elemen artistik. Elemen naratif disini mencakup pola narasi cerita yang dipakai oleh Kamila, sedangkan artistik mencakup unsur yang nampak didalam film, seperti audio dan visual.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun