Sayang sekali, usia sudah tidak muda lagi, bagaimana mungkin akan dapat menghafal isi kitab yang begitu tebalnya?Â
Sayang sekali, ketika masih muda tidak giat belajar dan menghafal, sekarang usia sudah mulai beranjak ke atas baru ingat dan belajar. Apa mungkin?Â
Ketika usia beranjak berucap, padahal ketika masih sekolah menghafal ya, jadi ketika sudah tidak muda lagi tinggal mengulang.Â
Ketika usia muda berucap, nanti sajalah kalau sudah tidak sekolah, ketika sekolah kan banyak pelajaran yang harus dihafalkan.Â
Ketika sudah lulus sekolah berucap, nanti sajalah menghafalnya kalau sudah bekerja, tidak harus menghafal pelajaran yang bejibun.Â
Ketika sudah bekerja berucap, nanti sajalah ketika pensiun akan tenang tidak ada gangguan dari pekerjaan yang harus deadline.Â
Selalu ada alasan pembenaran atas apa yang dilakukan. Itulah manusia, selalu menunda-nunda. Bahkan tidak tahu kapan malaikat menjemput nafas dari raga.Â
Menganggap usia senja menghalangi langkah untuk sebuah keberhasilan. Padahal banyak fakta, seorang nenek berusia 80 tahun menjadi seorang hafidzah /penghafal Quran. Masya Allah...Â
Mengapa kita menghalangi keberhasilan yang didatangkan oleh Allah? Mengapa kita menutup rizqi yang sudah disiapkan oleh Allah?Â
Apa susahnya menjalani, melakukan, dan mengambil jatah kita? Apakah kita yang menentukan keberhasilan atau kesuksesan menjadi milik kita? Bukan.Â
Kita hanya diwajibkan ikhtiar, berupaya semaksimalnya. Hasilnya, terserah pada Sang Penguasa Jiwa. Proses yang dilalui itu sangat menentukan. Itulah amal ibadah yang dicatat oleh para malaikat.Â