Lassuna deata (bawang sang dewa) itulah sebutan dan nama bawang ini bagi masyarakat Toraja. Hal ini disebabkan tumbuh di hutan dan subur. Juga diyakini dipakai olerh sang dewa di hutan sebagai bawang mereka. Berbeda dengan bawang manusia, karena bawang manusia perlu dibudidayakan.
Dan bagi masyarakat Dayak disebut bawang dayak. Bawang dayak punya nama lain, seperti bawang berlian, bawang sabrang, dan bawang tiwai, dengan nama latin Eleutherine palmifolia (L.) Merr atau Eleutherine bulbosa Mill.
Adapun Bentuk bawang dayak tidak berbeda jauh dari bawang merah biasa, tapi ukuran umbinya lebih kecil, warna merahnya lebih menyala, dan permukaan kulitnya lebih licin. Artinya prototipenya berbeda dengan bawang merah.
Penelitian mengenai bawang tiwai masih sangat terbatas, mengingat bawang ini tidak tumbuh dengan mudah di berbagai belahan dunia.Bawang Dayak mengandung berbagai senyawa khas tanaman atau fitonutrien memberikan manfaat bagi kesehatan, di antaranya:
naphthalene,
anthraquinone,
naphthoquinone,
eleutherinoside A,
eleutherin,
eleutherol,
fenolik,