Mohon tunggu...
Aleksander Mangoting
Aleksander Mangoting Mohon Tunggu... Pendamping masyarakat

Sangat menyenangkan hidup dengan masyarakat kurang beruntung.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

POTSA Indonesia : Membuat biopori pada tanaman durian sebagai salah satu alternatif pemeliharaan tanaman durian

15 Juli 2025   11:14 Diperbarui: 15 Juli 2025   11:14 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penggalian lubang untuk biopori tanaman dunrian (Foto : Sutimin, SE)

Selama ini banyak keluhan tentang tanaman durian yang kurang subur. Bahkan orang memupuk dengan cara menyiram atau menebar pupuk diatas tanah sekitar batang, tetapi tidak efektif. Ini tentu memerlukan teknologi pertanian untuk tanaman jangka panjang, yang tentu akarnya akan ada di dalam tanah sikitar 30-70 centimeter. Hal ini diungkapkan oleh Sutimin, SE dalam suatu kesempatan di Semarang, Jawa Tengah.

Pengelolaan lahan/permukaan tanah sekitar tanaman durian (Foto : Sutimin, SE).
Pengelolaan lahan/permukaan tanah sekitar tanaman durian (Foto : Sutimin, SE).

Berdasarkan pengalaman selama puluhan tahun di dunia pertanian khususnya pertanian organik, maka sangat perlu untuk  menggunakan teknologi pertanian dalam menangani tanaman durian dalam hal pemupukan. Pertama ialah tentu kita akan mulai dari pupuk organik, apakah padat atau cair. Sesudah itu teknologi yang akan kita pakai dengan pemupukan tanaman jangka panjang.

Salah satu alternatif adalah dengan sistem biopori, menggunakan pupuk cair. Biopori bisa dari paralon, bisa juga dari bambu yang diolah sedemikian rumah sehingga berfungsi dengan baik.

Hal ini sudah diterapkan dalam pembinaan dan pelatihan di beberapa tempat di Jawa, Kalimantan, Sumatera, Sulawesi Utara..

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun